Selasa, 02 April 2013

BIOSFER DAN MAHLUK HIDUP



BIOSFER DAN MAHLUK HIDUP

A.    Biosfer

Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai, dan lautan pada kira-kira 2250 juta tahun lalu, terbentuklah wahan bakal biosfer, yaitu suatu tempat tinggal tempat makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk terbentuk system hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energy yang mengelilinginya. Tempat dan system itulah yang disebut biosfer. Ditinjau dari epistemologinya, istilah biosfer terdiri atas dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, secara harfiah biosfer berarti lapisan hidup, artinya lapisan tempat makhluk hidup atau organisme. Biosfer kita adalah jumlah global semua ekosistem. Hal ini juga dapat disebut zona kehidupan di Bumi, tertutup (terpisah dari radiasi matahari dan kosmik) dan sistem yang mengatur dirinya sendiri. Dari sudut pandang biophysiological luas, biosfer adalah sistem ekologis global mengintegrasikan semua makhluk hidup dan hubungan mereka, termasuk interaksi mereka dengan unsur-unsur dari hidrosfer, litosfer dan atmosfer. Biosfer ini mendalilkan telah berevolusi, mulai melalui proses biogenesis atau biopoesis.
Dalam arti yang lebih luas; biosphere adalah setiap sistem tertutup yang mengatur diri sendiri, yang mengandung ekosistem; termasuk pula yang buatan seperti Biosphere 2 dan BIOS-3, dan, berpotensi, yang di planet lain atau bulan.
Asal dan Penggunaan Istilah
Istilah "biosfer" ini diciptakan oleh ahli geologi Eduard Suess pada tahun 1875, yang didefinisikan sebagai: "Tempat di permukaan Bumi dimana kehidupan tinggal."
Sementara konsep ini memiliki asal geologi, itu adalah indikasi dampak dari kedua Darwin dan Maury pada ilmu-ilmu bumi. Konteks ekologi biosfer berasal dari tahun 1920-an, sebelum pengenalan dari istilah "ekosistem" oleh Sir Arthur Tansley pada tahun 1935. Vernadsky mendefinisikan ekologi sebagai ilmu dari biosfer. Ini adalah konsep yang mengintegrasikan interdisipliner untuk astronomi, geofisika, meteorologi, biogeografi, evolusi, geologi, geokimia, hidrologi dan, secara umum, semua kehidupan dan ilmu bumi.

Definisi yang Lebih Sempit
Beberapa ilmuwan hayati dan ilmuwan bumi menggunakan istilah biosfer dalam arti lebih terbatas. Misalnya, geokimia mendefinisikan biosfer sebagai jumlah total organisme hidup (yang "biomassa" atau "biota" sebagaimana dimaksud oleh ahli biologi dan ekologi). Dalam pengertian ini, biosfer hanyalah salah satu dari empat komponen yang terpisah dari model geokimia, tiga lainnya sedang litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Arti sempit digunakan oleh geokimia adalah salah satu konsekuensi dari spesialisasi dalam ilmu pengetahuan modern. Beberapa mungkin lebih suka kata ekosfer, diciptakan pada 1960-an, karena semua mencakup komponen baik biologis dan fisik dari planet ini.
Biosfer adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung kehidupan organisme. Jadi, pada biosfer merupakan ruang hidup bagi tumbuhan, hewan, dan manusia. Biosfer yang meliputi tanah, air, dan udara merupakan lapisan tipis, yakni sekitar 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman laut. Sejauh yang diketahui manusia, hanya pada lapisan biosfer inilah dijumpai adanya kehidupan organisme.
Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup atau makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri :
1)      melakukan pertukaran zat atau metabolisme; artinya adanya zat yang masuk dan keluar;
2)      tumbuh, artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak;
3)      melakukan reproduksi atau kembang biak;
4)      memiliki irritabilitas tau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu; serta
5)      memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan Bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu lingkungan fisik saja. Oleh karena itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaimanamakhluk hidup itu menghuni bumi itu? Berikut beberapa teorinya, yaitu antara lain:
a)      Teori Cosmozoa, yang menyatakan bahwa makhluk hidup datang dari Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa (1) benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini dan (2) hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke Bumi.
b)      Teori Pfluger, yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
c)      Teorp Moore, yang menytaka bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
d)     Teori alem yang menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang,beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, sulfur, dalam genangan air dimuka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
e)      Teori Transendental atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara relegi babenda hidupitu diciptakan oleh Super Nature atu Tuhan Yang Maha kuasa diluar jangkauan Sains.
f)       Konsep atau Teori Modern.
Beberapa ahli Ilmu Alamiah dari Aristoteles sampai beberapa abad kemudian berpendapat bahwa berdasarkan pengamatannya, benda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda tidak hidup. Sebagai contoh, dinyatakan bahwa cacing berasal dari lumpur; ulat berasal dari daging yang membusuk; kutu pakaian berasal dari kotak-kotak penyimpanan pakaian; tikus berasal dari pakaian-pakaian bekas yang tersimpan lama. Pendapat demikian disebut Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Pada abad ke-17 Francisco Redi menyatakan bahwa daging dibebaskan dari pencemaran lalat tidak menghasilakan ulat ( larva). Kemudian antara tahun 1859-1981 Louis Pasteur menunjukan bahwa penguraikan (pembusukan) bahan cairan kaldu dan peragian perasan cair dari buah anggur disebabkan oleh mikro organism yang terbawa oleh udara. Hal ini sebagai penegasan pendapat dari Spaianzani yang dikemukan oleh satu abad sebelumnya. Percobaan Louis Pasteur menunjukan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lainnya. Dan terkenal ucapannya Omne Vivo Ex Ovo, Omne Ovo Ex Vivo. Namun pendapat ini tidak menjawab pertanyaan bagaimana asal-usul benda hidup yang pertama. Pendapat yang banyak diterima secara luas tentang asal-usul benda adalah Abiogenesis,yaitu berasal dari benda-benda tidak hidup. Walaupun dalam hal ini makhluk hidup yang paling sederhana adalah sangat kompleks dan banyak mengandung system biokimia yang masih buntu. Beberapa dari system itu hanya brtfungsi dalam sel hidup baik pada tumbuhan maupun pada hewan dan bagaimana asal-usul system ini masih belum terjawab.
Terdapat banyak bukti bahwa 2000 juta tahun keadaan permukaan Bumi sanagt berbeda dengan permukaan bumi sekarang. Pada saat sebelum ada tumbuhan dan hewan, udara (atmosfer) terutama retdiri atas gas metan, ammonia, uap air, dan gas hidrogen, serta unsure oksigen, nitrogen yang sangat reaktif. Yang bersenyawa sebagai oksidasi nutrida. Pada permukaan Bumi yang tidak menggandung ozon, maka radiasi sinar tata surya yang berupa sinar ultraviolet dan semburan badai listrik menimbulkan panas. Lalu terbentuklah persenyawaan asam-asam amino yang selanjutnya membuat protein. Stanley L. Miller (1953) membuat percobaan dengan suatu loncatan listrik yang bertegagan tinggi. Setelah 1 minggu, campuran gas dari tabung itu di analisis dan terdapat sejumlah asam amino, sekelompok bentuk-bentuk protein. Dalam hipotesisnya, disebutkan bahwa sekelompok utama dari senyawa itu tertutup pada kutub yang tidak banyak mengandung oksigen atau hampir tidak ada oksigen. Oleh karena itu, samasam amino cenderung membentuk ikatan peptide, kemudian membentuk protein. Peristiwa ini memang kecil kemungkinannya, tetapi karena waktu yang tersedia cukup banyak (Jutaan tahun), maka peristiwa itu tidak dapat dielakkan. Demikian juga tidak dihindarkannya terjadinya kombinasi system yang stabil, sehingga butir-butir senyawa dikelilingi oleh media air, yang selanjutnya akan terbentuk suatu zat basah yang menarik air, dan terdapat pila yang menolak air. Akhirnya, protein itu memiliki suatu kebiasaan yang terkendalikan.Oparin (1938) mengatakan bahwa secara alamiah terjadi pada tingkatn ini,dan butir-butir senyawa itu mengadakan kompotisi dalam membentuk tetesan materi organik.Beberapa tetes materi organic dapat melaksanakan reaksi kimia dalam tubuhnya sendiri.Beberapa reaksi kimia itu merupakan reaksi pemecahan molekul untuk menghasilkan energi.Sebaliknya,beberapa reaksi menyusun konfigurasi berbentuk semacam ‘‘mesin’’. Tidak diragukan lagi ,beberapa protein berlaku sebagai katalisator dan dalam hal ini me3njamin kekekalan kombinasi asam amino yang menyebabkan materi organis itu berhasil membentuk dasar asam nukleat atau menghasilkan kode senyawa berikutnya .Agregasi materi organis itu membelah diri menjadi dua agregasi yang identik .Ini merupakan suatu repproduksi diri sendiri.pada kriteria umum, struktur semacam ini dapat dianggap sebagai mahluk .Kita sebagai bangsa Indonesia yang berpancasila yangmenganut Teisme;maka pada saat agregasi materi organis menjadi mahluk itu masuklah suplemen elan vital yang tidak sama dengan proses materi ,yang merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan atau diselidiki dari mahluk.
Suatu ciri makhluk yang hidup adalah adanya aliran energy pada tubuh secara konstan. Energy itu diperoleh dari luar tubuh, yaitu dari tata surya atau energy-kimiawi untuk membantu molekul-molekul yang komplek secara langsung (autotroph) atau dengan menguraikan molekul-molekul yang komplek dengan jalan mengkonsumir makhluk lain (heterotrophy). Organisme heterotrophy pertama memakan tumpukan senyawa organis yang terbentuk dari sumber. Pada saat itu, oksigen masih sedikit sekali, maka pernapasan dilakukan secara anaerob yang menyebabkan terbentuknya senyawa karbon dioksida.
Sebagaimana halnya bila kita memiliki suatu cairan air kaldu, suatu system benda hidup tidak dapat timbul secara spontan, karena dalam kenyataannya benda hidup terus dapat hidup bila sumber energy baru dapat disimpan. Mungkin semua sumber energy telah dicoba, tetapi yang paling berhasil bagi nmakhluk dalam memanfaatkan energy berupa sinar Matahari adalahpembentukan zat gula dari karbon dioksida yang sekarang dihasilkan oleh makhluk autotroph. Sebagai hasil sampingan fotosintesis adalah oksigen yang memiliki efektivitas yang besar sekali. Oksigen masuk ke atmosfer dan akibat tambah dari nsinat ultraviolet terbentuklah ozon yang membentuk suatu lapisan. Lapisan ini menyebabkan modifikasi intensitas serta kualitas energy tata surya yang sampai pada permukaan Bumi. Sebagai akibat yang segara tampak adalah tibul tabir yang menghalangi gelombang pendek dari sinar ultraviolet, mencegah sintesis secara abiogenesis lebih lanjut. Organisme heterotrophy yang tidak data menyesuaikan diri dengan keadaan baru akan mati atau masih hidup dalam linhkungan yang khusus. Organisme heterotrophy lainnya sekarang memakai oksigen yang banyak terdapat dalam udara untuk menyempurnakan proses respirasinya. Sebagai satu-satunya sumber energy bagi heterotrop adalah makhluk autotroph baru, atau heterotrophy yang lain dan hal ini menimbulkan menyatunya system ekologi. Menurut istilah waktu, kita menduga atmosfer pemula timbul antara 2000-3500 juta tahun yang lalu, sedangkan adanya masa benda hidup yang pertama pada 2000 juta tahun yang lalu dan munculnya oksigen 1000 juta tahun yang lalu.
            Pada saat ini, banyak bukti yang menunjukan arah evolusi dan dengan demikian mengurangi spekulasi. Bentuk butiran atau gumpalan kecil menjadi bentuk stabil dengan jalan membentuk dinding sel dan organisasi internal meningkat sehingga membentuk semacam “blue print” geneyis pada nucleus, yang merupakan factor dalam reproduksi selanjutnya. Kecuali itu, peningkatan organisasi internal menimbulkan tersusunnya makhluk atau bentuk-bentuk tertentu dalam sel. Sambil melanjutkan perkembangannya, beberapa sel menjadi seol tunggal (unicellulair), sedangkan beberapa yang lain membentuk organisasi sel bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang membagi tugas sehingga terbentuk mahkluk yang bersel banyak ( multicellulair).
            Pada mulanya, konsep diatas adalah spekulasi, tetapi berdasarkan bukti-bukti geologis, percobaan biokimia dan logika deduksi sebab akibat, maka sekarang dapat ditunjukkan suatu bagan bagaimana benda-benda hidup pertama itu timbul secara spontan di muka bumi ini.

1.      Lapisan Tempat Makhluk Hidup

Biosfer kita dibagi menjadi beberapa bioma, dihuni oleh flora dan fauna yang serupa. Di darat, bioma dipisahkan terutama oleh lintang. Bioma terestrial terletak di dalam Lingkaran Arktik dan Antartika relatif tandus kehidupan tanaman dan hewan, sementara sebagian besar bioma lebih padat terletak di dekat khatulistiwa. Organisme terestrial di beriklim sedang dan bioma Arktik memiliki jumlah yang relatif kecil dari total biomassa, anggaran energi yang lebih kecil, dan menampilkan adaptasi menonjol ke dingin, termasuk dunia-mencakup migrasi, adaptasi sosial, homeothermy, estivation dan beberapa lapisan isolasi.
Keadaan flora dan fauna di muka bumi dewasa ini semakin menyusut jenis maupun jumlahnya dari tahun ke tahun, bahkan semakin kritis akibat ulah manusia dengan kemajuan teknologinya. Persebaran flora dan fauna di muka bumi dapat digolongkan berdasarkan pembagian iklim dunia (iklim matahari), yaitu iklim panas (tropis), iklim sedang, dan iklim dingin. Persebaran makhluk hidup di permukaan bumi tidak merata. Persebaran itu tergantung pada beberapa faktor seperti berikut:
(a)    Perbedaan iklim (klimatik), suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin.
(b)   Keadaan tanah (edafik), humus tanah, ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, mineral hara (mineral organik), air tanah, dan kandungan udara.
(c)    Tinggi rendahnya permukaan bumi (relief), mempengaruhi pola penyinaran matahari (disebut juga faktor fisiografi).
(d)   Tindakan manusia (faktor biotik) mengubah bentangan alam yang sudah ada. Misalnya tanah tandus menjadi daerah hutan, hutan menjadi daerah pertanian, dan dengan kemajuan teknologi modern manusia mampu melestarikan kehidupan flora dan fauna.
Jenis flora di daerah tropis, banyak jenisnya, seperti yang diutarakan oleh Van Steenis. Di sini hidup tumbuhan tropis yang digolongkan hutan tropis berupa hutan belantara. Yang sangat terkenal ialah hutan belantara Amazone di Brasil dan hutan belantara kita di Indonesia ini. Mengapa? Karena kawasan hutan kita termasuk hutan lindung yang menjadi paruparu dunia. Apakah artinya? Kawasan hutan kita oleh PBB dijadikan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional atau Central of International Forestry Research (CIFOR), yaitu kawasan hutan tropis di Kalimantan dan Sulawesi. Jenis flora di daerah sedang, antara lain tumbuh-tumbuhan mediteran (Laut Tengah) di belahan bumi utara dan selatan. Tumbuhan paling terkenal ialah apel. Jenis flora di daerah dingin ialah daerah taiga dengan tumbuhan berdaun jarum dan daerah tundra atau padang lumut. Jenisflora tropis sebenarnya dapat digolongkan flora tropis humide (basah) seperti sudah diterang kan tersebut di atas dan flora tropis aride (kering) seperti daerah gurun, sabana, dan stepa. Jenis flora di daerah gurun tidak banyak macamnya.
Di daerah oase atau wahak yang menonjol jenis kaktus dan kurma. Di daerah sabana (campo atau pampa di Amerika) adalah jenis semak-semak saja. Di daerah stepa tumbuh jenis padang rumput kering. Di daerah sabana dan stepa sangat baik untuk budi daya peternakan sapi dan biri-biri.
Hipotesis Gaia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimKpFFW3KMFvluA8P1_sD8C03eBPoYISN3uWTjOHXhc2uKWg12jCVn8mGjzWJXOHB1Vq5vhFErY5L1diCfZD16zAcXCx2H9MEZJFXr1R38k7oKrjKKl64mgM-clkITRcP8i6ZKfiKa-S4t/s320/biosfer.jpg
Konsep bahwa biosfer itu sendiri merupakan organisme hidup, baik secara aktual atau kiasan, yang dikenal sebagai hipotesis Gaia.
James Lovelock, seorang ilmuwan atmosfer dari Inggris, mengajukan hipotesis Gaia untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor biotik dan abiotik berinteraksi dalam biosfer. Hipotesis ini menganggap bumi itu sendiri semacam organisme hidup. Atmosfer, geosfer, hidrosfer dan bekerja sama dalam sistem yang menghasilkan biosfer penuh kehidupan. Pada awal 1970-an, Lynn Margulis, seorang ahli mikrobiologi dari Amerika Serikat, menambahkan ke hipotesis, khususnya mencatat hubungan antara biosfer dan sistem Bumi lainnya. Misalnya, ketika kadar karbon dioksida meningkat di atmosfer, tanaman tumbuh lebih cepat. Seperti pertumbuhan mereka berlanjut, mereka mengeluarkan karbon dioksida lebih dan lebih dari atmosfer.
Banyak ilmuwan kini terlibat di bidang baru dari studi yang meneliti interaksi antara faktor biotik dan abiotik di biosfer, seperti geobiologi dan geomicrobiology. Ekosistem terjadi ketika masyarakat dan lingkungan fisik mereka bekerja sama sebagai suatu sistem. Perbedaan antara ini dan biosfer adalah sederhana, biosfer adalah segalanya secara umum

2.      Pengertian Biosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang.  Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer.  Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
            Gambut terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer.  Gambut merupakan  suatu bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara.  Di dalamnya hidup beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa.
1)      Lapisan gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah Gambut dibagi menjadi beberapa daerah, yaitu: Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian.
2)      Gambut topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi
Pengelolaan suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu :
a)      Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
b)      Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan.
c)      Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan pengalolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan dipromosikan dan dikembangkan.
Peta Lokasi Cagar Biosfer di Indonesia
Secara biogeografi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi 7 biogeografi utama, yaitu :
  1. Sumatera.
  2. Jawa dan Bali.
  3. Kalimantan.
  4. Nusa Tenggara termasuk Pulau Wetar.
  5. Sulawesi.
  6. Maluku.
  7. Papua termasuk Pulau Kai dan Aru.
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Usulan penetapan cagar biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukan kedalam jaringan dunia. Indonesia mempunyai 7 cagar biosfer antara lain sebagai berikut :
a)      Cagar Biosfer Pulau Siberut ditunjuk tahun 1981 dengan area inti Taman Nasional Siberut seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
b)      Cagar Biosfer Gunung Leuser ditunjuk tahun 1981 dengan area inti Taman Nasional Gunung Leuser seluas 792.675 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
c)      Cagar Biosfer Tanjung Puting ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.
d)     Cagar Biosfer Cibodas ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 15.196 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
e)      Cagar Biosfer Lore Lindu ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Lore Lindu seluas 229.000 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
f)       Cagar Biosfer Komodo dtunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Komodo seluas 173.300 ha yang ditetapkan pada tahun 1990. Pada tahun 1989 Kawasan Komodo juga dideklarasikan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).
g)      Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau (sedang diusulkan) adalah cagar biosfer hasil kerjasama antara LIPI, Departemen Kehutanan(BBKSDA, Riau), Pemerintah Daerah Provinsi Riau,dan sektor swasta(Sinar Mas Forestry). Keunikan dari ekosistem cagar biosfer Giam Siak adalah banyak ditemukan sumber mata air yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan volume air pada area cagar biosfer bersangkutan.

3.      Ketebalan Biosfer Bumi

Setiap bagian dari planet ini, dari es di kutub sampai khatulistiwa, mendukung kehidupan dari beberapa jenis. Kemajuan terbaru dalam mikrobiologi telah menunjukkan bahwa mikroba hidup jauh di bawah permukaan bumi terestrial, dan bahwa massa total kehidupan mikroba dalam apa yang disebut "zona dihuni". Mungkin, biomassa, melebihi semua hewan dan tumbuhan di permukaan. Ketebalan sebenarnya dari biosfer di bumi adalah sulit untuk duukur. Burung biasanya terbang pada ketinggian 650 hingga 1.800 meter, dan ikan yang hidup di dalam air yang dalam dapat ditemukan ke -8.372 meter di Palung Puerto Riko. Ada contoh yang lebih ekstrim untuk kehidupan di planet ini: Vulture Rüppell telah menemukan di ketinggian 11.300 meter; Bar berkepala Angsa bermigrasi pada ketinggian minimal 8.300 meter; yak tinggal di ketinggian antara 3.200 sampai 5.400 meter di atas permukaan laut; kambing gunung hidup sampai 3.050 meter. Hewan herbivora di ketinggian ini tergantung pada lumut, rumput, dan herbal.
Organisme mikroskopis tinggal di ekstrem seperti itu, membawa mereka mempertimbangkan menempatkan ketebalan biosfer jauh lebih besar. Culturable mikroba telah ditemukan di atas atmosfer bumi setinggi 41 km (25 mil) (Wainwright dkk., 2003, dalam Surat Mikrobiologi janin). Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun, bahwa mikroba yang aktif pada ketinggian tersebut, di mana suhu dan tekanan udara adalah radiasi sangat rendah dan ultraviolet sangat tinggi. Lebih mungkin mikroba ini dibawa ke atmosfer atas oleh angin atau letusan gunung berapi mungkin. Mikroba laut Barophilic telah ditemukan di lebih dari 10 km (6 mil) kedalaman di Palung Mariana (Takamia dkk., 1997, dalam FEMS Microbiology Letters). Mikroba tidak terbatas pada air, udara atau permukaan bumi. Mikroba termofilik Culturable telah diekstraksi dari inti yang dibor lebih dari 5 km (3 mil) ke kerak bumi di Swedia (Gold, 1992, dan Szewzyk, 1994,  keduanya dalam PNAS), dari batuan antara 65-75 ° C Suhu meningkat dengan meningkatnya kedalaman ke kerak bumi. Kecepatan di mana suhu meningkat tergantung pada banyak faktor, termasuk jenis kerak (benua vs kelautan), tipe batuan, lokasi geografis, dll yang dikena . Batas atas suhu di mana kehidupan mikroba dapat eksis adalah 122 ° C (Methanopyrus kandleri Saring 116), dan kemungkinan bahwa batas kehidupan di "biosfer dalam" didefinisikan oleh suhu daripada mendalam mutlak.
4.      PENGERTIAN BIOSFER MENURUT PARA AHLI
Ada beberapa macam pendapat tentang arti biosfer, pendapat tersebut dikemukakan oleh para ilmuwan yang menyatakan definisi biosfer menurut versi mereka masing-masing. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian biosfer seperti yang dikutip dari Wikipedia.
1)      Menurut para ahli, Biosfer adalah: Ahli geologi Eduard Suess di Austria 1875 Biosfer adalah tempat pada permukaan bumi dimana kehidupan berdiam.
2)      Ilmuwan James Lovelock. Konsep bahwa biosfer itu sendiri adalah sebuah organisme hidup, yang disebut sebagai hipotesa Gaia. Hipotesa Gaia untuk menjelaskan bagaimana faktor biotik dan abiotik berinteraksi dalam lingkungan. Bumi ini sendiri menganggap dirinya semacam organisme hidup.
3)      Jhon Wiley Biosfer, biosfer adalah zona dari planet bumi di mana kehidupan terjadi secara alami,diperluas dari lapisan bumi dengan atmosfer yang lebih rendah.
4)      Michael Allaby, Biosfer adalah bagian dari lingkungan hidup organisme yang ditemukan dan mereka berinteraksi membentuk sebuah sistem kelompok yang stabil,efektif untuk keseluruhan ekosistem di planet.
5)      vladimir wanouich veinadsky, biosfer merupakan sebuah sistem terbuka dan berkembang sejak di mulainya sejarah bumi.
6)      menurut wikipedia bahasa Indonesia, biosfer adalah bagian luar dari planet bumi, yang mencakup udara,daratan,air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung
7)      menurut geofisikologi, biosfer adalah sistem ekologi global dan seluruh mahluk hidup dan hubungan antar mereka termasuk interaksinya dengan unsur biosfer (batuan) hidrosfer (air) atmosfer (udara) bumi.
8)      menurut gadot, bagian dari bumi dan atmosfernya dimana organisme dapat hidup dan berlangsung kehidupannya  dengan kata lain hanya biosfer lah sistem kehidupan dapat di temukan
9)      menurut smart click, biosfer merupakan kehidupan yang paling besar karena terdiri dari ekosistem yang ada di planet bumi, sistem ini mencakup semua makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.

B.     Evolusi Kehidupan

Sebagian ahli berpendapat bahwa mahluk yang ada saat ini tidak mempunyai hubungan dengan mahluk dahulu karena pada saat tertentu terjadi kiamat (Katastrophy) sehingga mahluk yang dulu musnah, diganti dengan yang baru. Namun, pendapat ini banyak ditinggalkan oleh ara ahli dan sebagian besar cenderung berpendapat bahwa mahluk yang ada sekarang berasal dari mahluk dahulu yang melalui perubahan sedikit dem sedikit. Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatnya, yang bersel tunggal dan hidup dari bahan anorganik sehingga tergolong tumbuhan. Tentang mekanisme perubahan itu, Lamarck berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Makhluk dalam kegiatannya mencari makanan untuk hidup mengadakan adaptasi dengan lingkungannya dan memperoleh sifar-sifat yang lebih cocock dan baik dengan lingkungannya. Sifat yang lebih baik itu turut diwariskan kepada keturunannya sehingga keturunan mempunyai sifat yang relative baik atau lebih maju daripada induknya. Dengan demikian, suatu spesies atau jenis makhluk hidup lambat laun berubah kea rah kemajuan. Darwin tidak menyetujui teori pewarisan tersebut. Ia juga percaya lingkungan juga punya pengaruh kepada makhluk, tetapi sifat-sifat baru yang tidak terbawa dari kelahiran tidaklah diwariskan. Makhluk-makhluk yang tidak sama tersebut harus berkompetensi untuk mencari makan dan hidup, dan Darwin mengemukakan hokum seleksi alam sebagai penyebab evolusi:
1)      Semua makhluk berjuang untuk hidup dan
2)      yang lestari ialah yang paling kuat.
Akibat persaingan itu, yang tertinggal hidup dan meneruskan sejarah kehidupan adalah yang kuat-kuat dan yang baik-baik saja sehingga keturunannya akan lebih baik. Dari keturunan ini akan terpilih lagi yang terkuat dan terbaik dan seterusnya. Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari:
a)      geologi dan palaentologi;
b)      morfologi dan anatomi perbandingan;
c)      reaksi fisiologis perbandingan;
d)     penyebaran makhluk di muka bumi; dan
e)      embriologi.
Selanjutnya, bagan sejarah kehidupan dimuka bumi dapat kita lihat pada table berikut Tabel 3 Sejarah Perkembangan Kehidupan di Bumi Berdasarkan kala KLUP dari Universitas Columbia
Era
Periode
Waktu (juta tahun)
Kehidupaan
C
e
n
o
z
o
i
k
Kuarter
2
Bangkitnya manusia. Punahnya tipe mamalia primitive. Perkembangan jenis mamalia modern.
Tersier
70
Munculnya manusia primitive. Tumbuhan modern sepanjang era. Munculnya spesies Moluska modern. Permulaan tipe mamalis modern.
M
e
s
o
z
o
i
k
/
S
e
k
u
l
e
r
Kreta (kapur)
135
Kulminasi Reptilia. Jumlah besar Kerang, keturunan tipe Oyster (Tiran). Kenampakan tumbuhan berbunga.
Yura
180
Macam-macam Reptilia banyak berkembang. Burung tampak pertama kali. Mamalia kecil dan jarang.
Tria
225
Kenampakan Dinosaurus, Reptilia terbang, Reptiia berenang, dan mamalia. Perkembangan Cephalopoda beruas kompleks.
Perm
270
Perkembangan banyak macam Reptilia ganjil. Punahnya trilobite. Kehidupan banyak berkurang pada akhir periode.
P
r
i
m
e
r
Karbon atas
(Pennsylvania)
350
Muncul Reptilia and Insekta pertama. Kulminasi tumbuhan palaeozoik.
Karbon bawah
(Missisippi)
350
Hiu dan krinoida banyak berkembang, Tumbuhan menjadi sangat banyak
Devon
400
Perkembangan ikan dengan kebangkitan semua golongan. Perkembangan hewan beranggota berpasangan. Permulaan ada hutan. Permulaan Amfibia. Ciri-ciri melemahnya dalam trilobiita.
P
r
o
t
e
r
o
z
o
i
k
Silur
400
Munculnya scorpio, hewan bernapas, dengan insang ikan jarang. Krinioda banyak. Permulaan Amphibia, koral.
Ordovicium
500
Bangkitnya Cephalopoda. Munculnya ikan.
Kambrium
600
Trilobita dan Brachiopoda dominan.
Permulaan banyak fosil


1500
Beberapa fosil, tetapi semuanya rusak dan kebanyakan tidak dapat ditentukan. Algae merupakan bentuk kehidupan yang umum.
A
r
c
h
e
o
z
o
i
k

2000
Tidak ada fosil, tetapi ada beberapa
indikasi kehidupan.

C.    Evolusi Manusia

http://www.kagakribet.com/imajinasi/imajinasi243.jpg

Humanevolution

Evolusi manusia telah berkembang lebih dari 6 juta tahun yang lalu. Dalam darwin The Origin of Species, yang di terbitkan tahun 1859, di jelaskan bahwa kemungkinan besar manusia berasal dari primata di afrika, tapi pada saat itu belum di temukan catatan fossil dari nenek moyang kita sampai pada tahun 1924 pada saat itu di temukan fossil Australopithecus africanus di africa yang berumur sekitar 4 juta
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Taung%27s_child.jpg/220px-Taung%27s_child.jpg
tahun yang lalu, yang diberi nama Taung child. Sejak saat itu di telah di temukan sekitar 12 sampai 19 species dari hominid. Dan salah satu yang terkenal ditemukannya fossil yang lumayan lengkap yang di berinama “Lucy” yang di temukan di Ethiopia pada tahun 1974.Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan mastarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Manusia adalah suatu spesies biologi. Dengan sendirinya, manusia tidak dapat luput dari pengaruh faktor-faktor atau kekuatan biologi. Di samping itu, manusia adalah suatu hasil perkembangan evolusi yang lama sekali. Bukti-bukti memberikan petunjuk bahwa manusiaberasal dari makhluk yang bukan manusia, meskipun bukti-bukti itu tidak lengkap dan hanya berbentuk bagian yang melukiskan tahap-tahap proses yang telah berlangsung. Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia yang telah berlangsung semakin banyak dikumpulkan oleh para ahli. Lagi pula, saat ini evolusi manusia juga tengah berlangsung dan yang lebih penting lagi biologi adalah suatu proses untuk mengumpulkan pengetahuan yang dapat memungkinkan manusia untuk mengontrol dan mengarahkan evolusi. Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan bahasa dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh manusia.
Asal usul manusia berhubungan erat dengan proses evolusi manusia. Manusia berdasarkan pernyataan Darwin mempunyai hubungan kekerabatan yang erat dengan kera tidak berekor. hal itu berdasarkan ciri-ciri mata menghadap ke depan dan bersifat stereokopsis (tiga dimensia), ibu jari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah, mempunyai kelenjar susu (glandulla mammae) yang terletak di dada, dan rahim satu ruang (simpleks).

Berikut ini adalah proses evolusi manusia:

1)      MANUSIA PERTAMA
Banyak ahli berpendapat bahwa evolusi manusia pertama kali terjadi di Afrika, dengan fosil yang ditemukan dan dikenal sebagai Australopithecus. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain Australopithecus africanus, Australopithecus afarensis, Australopithecus robustus atau Paranthropus robustus, Australopithecus boissei, dan Plesianthropus transvalensis
2)      HOMO HABILIS
Homo sabilis yang berarti "orang cekatan" ditemukan pada tahun 1961 di Tanzania. Fosil ini dalam kehidupannya sudah menggunakan peralatan. Penemu dari fosil homo habolis ini adalah Louis Leakey dan Mary Leakey. Leakey yakin bahwa homo habilis ini merupakan nenek moyang manusia. Akan tetapi, banyak ahli menentang pendapak Leakey karena melihat Homo habilis mempunyai persamaan dengan Austrapolithecus africanus sehingga masih termasuk golongan Australopithecus
3)      HOMO ERECTUS
Menurut para ahli, Homo erectus merupakan golongan hominid yang pertama menyebar dari Afrika ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, fosil Homo erectus ditemukan di berbagai daerah di dunia, seperti Jawa, Cina, dan Eropa. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain: Pithecanthropus erectus, Sinanthropus pekinensis, Homo soloensis, Homo mojokertensis, dan Homo Heidelberg
4)      HOMO SAPIENS
Homo sapiens berkembang dari turunan Homo erectus yaitu neanderthal. Diperkirakan Homo erectus di Afrika, Asia, dan Australasia (Australia, Papua Nugini, dan Indonesia) menghasilkan turunan yang beranekaragam. Homo sapiens ini sudah berbentuk manusia sempurna seperti kita saat ini.

5)      Ordo Primata
Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”. Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat menerangakan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu untuk mempelajari evolusi suatu organisme, biasanya para ahli menggunakan data suatu organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli ialah melihat perubahan stuktur dari organisme-organisme yang paling erat hubungan kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan mengaitkan perubahan-perubahan suatu cirri, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang terjadi pada masa silam. Dalam hal ini, digunakan pendekatan pada golongan primata.
Salah satu definisi evolusi adalah merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis yang lain. Memang menurut Darwin, suatu organisme berasal dari organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa sustu jenis berasal dari jenis yang lain tidak pernah dapat dibuktikan. Yang dipelajari dalam evolusi adalah proses perubahannya.
Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah ditemukan dari primata. Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni Prosimian (meliputi lemur, tarsius, dll) dan Antropoid (kera, monyet, manusia). Prosimian yang dahulu mendominasi primata, sekarang semakin tersingkir dan akhirnya menjadi endemik beberapa daerah seperti Madagaskar. Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea ada 3: monyet, kera, dan Hominid (manusia). Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta tahun lalu. Awal mulanya, monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno, dan belakangan monyet dunia lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah. Garis keturunan yang tersisa setelah pemisahan monyet disebut garis Hominoid.
George Gaylord Simpson menyarankan pengelompokan garis itu ke superfamilia Hominoidea. Pengelompokan itu mencakup: Hylobatidae (kera kecil), Pongidae (kera besar), Hominidae (manusia). Namun, belakangan ini para taksonom cenderung tidak membedakan lagi antara kera kecil dan kera besar. Kera kecil mencakup siamang alias gibbon dan kerabatnya. Kera besar contohnya gorila, simpanse, dan orangutan. Simpanse punya 2 spesies dan beberapa subspesies (masih kontroversi), sementara itu orangutan dan gorila hanya punya 1 spesies, namun orangutan punya 2 spesies: P. pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus abelli. Manusia modern juga hanya memiliki 1 spesies, yakni Homo sapiens. Fosil kera primitif yang pernah ditemukan kira-kira berusia 35 juta tahun dan dinamakan Aegyptopithecus, yakni “kera fajar”. Karena itu merupakan garis keturunan hominoid, maka kera tersebut adalah nenek moyang bersama kera dan manusia. Divergensi antara kera purba dan manusia diduga terjadi sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu.
Awal mulanya, primata mengadaptasikan kehidupan arboreal. Sendi bahu yang sangat fleksibel pada monyet dan kera memudahkan mereka untuk berayun-ayun dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Tipe lokomosi seperti itu disebut brachiasi (dari kata Latin brachia/brachium untuk lengan). Pengemukanya adalah Sir Arthur Keith,yang menyadari keuntungan lokomosi itu di hutan. Modifikasi lainnya adalah pergeseran mata ke tengah wajah, sehingga citra dari kedua mata dapat menumpuk ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel. Namun, kemampuan itu telah tereduksi hampir seratus persen pada primata bipedal yang plantigrad, seperti umat manusia.
Akan tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno sampai yang paling baru sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat berputar. Hal ini sangat menguntungkan bukan saja untuk memegang objek, namun melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan. Apalagi, dengan perkembangan neokorteks (cerebrum) yang amat pesat, hal ini memberikan jalan lapang untuk perkembangannya. Tangan yang telah “terbebaskan” dari peralihan cara hidup dari arboreal ke non arboreal nampaknya telah banyak berperan dalam komunikasi yang lebih baik diantara spesiesnya, dan karena itu mendorong perkembangan interaksi kelompok, berbicara, dan akhirnya: penciptaan budaya.
Kita yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti mengenai apa yang terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, digunakan data fosil dan data dari organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk mempelajari perubahan akan ditinjau dari banyak segi, yang dapat memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi peda masa lalu. Suatu sifat akan berevolusi sesusia dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan data fosil dan organisme aktuil mempunyai senmua sifat terevolusi. Analisis yang dilakukan pada primata primitive sampai dengan primata  yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:
a)      Perkembangan Primata primitif ke Primata maju
(1)               Hubungan antara tulang vertebra dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak. Mula-mula hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada di bawah. Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki menjadi dua kaki. Sejalan dengan perubahan ini, maka otot leherpun menjadi lebih lemah, seadngkan panggul menjadi lebih penting dan kuat. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk moncong menjadi bertambah pendek. Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.
(2)               Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenihnya ter-lindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting. Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata ynag menghadap ke samping, menjadi berangsur-angsur menghadap ke depan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spectrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makan diantara ranting-ranting pohon, dan untuk menyelinap dengan mudah diantara hutan.
(3)               Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemapuan bergerak dengan cepat di atas pohon.kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan untuk me-megang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendiaan yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
(4)               Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan lebih penting daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kerayang memilki tangan yang lebih panjang dan lebih kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat nerayun-ayun dan berpindah tempat. Dengan berubahnya permukaan bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu, ditemukan primata besar yang tidak dapat ditunjang oleh hutan. Dengan demikian, primata mulai turun ke permukaan bumi. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari predator.
(5)               Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada golongan kera-manuasia. Australopithecus hanya mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern sekitar dua kali lebih besar. Data fosil menunjukkan bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume otak dapat pula dilihat pada perubahan dahi.
(a)    Sifat-sifat Ordo Primata
Kebanyakan primate hidup di hutan dan memanjat. Ibu jari tangan dan kaki dapat dikatupkan dengan jari-jari yang lain, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk hewan yang memanjat dan berlompatan dipohon-pohon. Kebanyakan primate mempergunakan tangan dan kakinya untuk memegang sesuatu. Gigi adalah gigi pemakan segala, seperti halnya gigi manusia. Pada mamalia, mata terletak di kedua belah samping kepala. Di samping persama-persamaan tersebut, banyak sifat yang membedakan manusia dari kera. Salah satu diantaranya yang terpenting adalah volume otaknya.
Meskipun Linneaus bukan seorang ahli evolusi, namun ia sudah betul dalam menempatkan manusia pada ordo Primata, kelas mamalia dari subfilum vertebrata. Bila kita bandingkan fenotip familia kera (Pongidae) dengan manusia, tidak sulit menemukan persamaannya disamping perbedaan yang ada.
Berikut kami mencoba menyebutkan beberapa persamaannya, antara lain:
http://3.bp.blogspot.com/__wKSIY9nq2Q/TQQ0K8d3PuI/AAAAAAAADA4/MPnPVHVLhhw/s1600/persamaan-evolusi.jpg
Di samping persamaan-persamaan tersebut, ada hal yang membedakan manusia dari kera, antara lain:
http://2.bp.blogspot.com/__wKSIY9nq2Q/TQQ0SqWAsNI/AAAAAAAADA8/AVeg8GN6fvs/s1600/perbedaan-evolusi.jpg
Primata dalah mamalia yang menjadi anggota ordo  biologi  Primates. Di dalam ordo initermasuk lemur ,tarsius, monyet, kera, dan jugamanusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin  Primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia". Colin Grovesmencatat sekitar 350spesies   primata dalam  Primate Taxonomy Ilmu yang mempelajari primata dinamakan primatologi
1)      Lemur adalah salah satu keluarga primataSeluruh primata memilik lima  jari (pentadactyly), bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif (tidak terspesialisasi). Kekhasan lain dari primata adalah kuku jari.Ibu jari dengan arah yang berbeda juga menjadi salah satu ciri khas primata, tetapi tidak terbatas dalam primata saja;opossum juga memiliki jempol berlawanan. Dalam primata, kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kukupendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari (brachiation) moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon.Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang biasa dari primata lainnya (sepertiloris ),memiliki karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan kesamping) dan postur tubuh tegak.
2)      Gorila adalah jenisprimatayang terbesar. Makanan gorila terdiri dari sayur-sayuran, walaupun kadang juga makanserangga. Karena itu gorila dapatdigolongkan sebagai binatangomnivora. Gorila berasal dari hutantropisdiAfrika. 97-98% DNAgorila identik dengan DNA manusia. Gorila adalahspesieskedua setelahsimpanseyang terdekat denganmanusia. Ada dua spesies dalamgenus  gorila, yaitu gorila timur  (eastern gorila) dan gorilla barat  (western gorilla).

6)      Kera Manusia dari Afrika
Pada tahun 1924, Raymond Dart, seorang ahli anatomi, menemukan sebuah fosil tengkorak. Ia menamakan marga baru yang ditemukannya itu Australopithecus di antara primata. Ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut adalah kera aneh dan tidak ada hubungannya dengan manusia. Para ahli ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut tergolong subfamilia Autralophitecinae yang tidak lagi didapati kerabat yang hidup.
Para ahli evolusi terdahulu sering menyebut-nyebut adanya mata rantai yang hilang yang menghubungkan manusia dengan kera. Tengkorak Australopithecus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau gorilla; volume otaknya diperkirakan kurang dari 600cc, separo volume otak manusia.
Dahinya lebih menyerupai dahi manusia. Struktur rahang dan giginya seperti gigi manusia. Kemungkinan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang manusia telah banyak dipikirkan oleh para ahli, namun hal itu hanyalah suatu kemungkinan, setidaknya sampai saat ini.
Sampai pada suatu saat di Afrika Timur, di Lembah Olduvai ditemukan fosil hominid, fosil kepala sejenis manusia. Dari hasil analisis radioaktif batu-batuan tempat ditemukannya fosil tersebut diperkirakan berusia kurang lebih 2 juta tahun. Penemu yang sama menemukan fosil jenis lain yang disebut Homo Habilis, karena menurut mereka makhluk temuannya yang baru ini adalah manusia (Homo) dan Homo Habilis lah yang membuat perkakas-perkakas primituf. Pada tahun 1960-an, habilis telah diidentifikasikan sebagai manusia pertama yang dikenali sebagai manusia.
7)      Homo Erectus
Menurut skema ‘indah’ yang diajukan oleh evolusionis, evolusi internal dari genus Homo adalah sebagai berikut: Pertama Homo erectus, kemudian apa yang disebut sebagai Homo sapiens "kuno" dan manusia Neanderthal (Homo sapiens neanderthalensis), dan akhirnya manusia Cro-Magnon (Homo sapiens sapiens). Akan tetapi semua pengelompokan ini sebenarnya hanyalah variasi dan ras-ras yang khas dalan keluarga manusia. Perbedaan antara mereka tidak lebih besar daripada perbedaan antara suku Inuit dengan suku Afrika, atau suku pygmi dengan orang Eropa.
Pada tahun 1920, Eugene Dubois, menemukan sisa-sisa tengkorak dan tulang paha di Trinil, dekat Surakarta, Jawa Tengah. Fosil tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang tegak. Pada tahun 1941, von Koenigswald menemukan fosil yang ukurannya lebih besar di Trinil yang diberi nama Megantropus.
Penemuan di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black yang akhirnya menemukan fosil-fosil yang serupa dengan temuan Dubois dengan bagian-bagian yang lebih lengkap. Volume otaknya kurang lebih 1000cc (temuan Dubois volume otaknya kurang lebih 914cc), yang menunjukkan bahwa makhluk itu bukan kera, melainkan manusia. Penemuan-penemuan di gua-gua Chou Kou Tien digunakan sebagai dasar untuk menyusun dugaan tentang Homo erectus yang diperkirakan berusia 500.000 tahun.
Seperti yang tersirat dalam namanya, Homo erectus berarti "manusia yang berjalan tegak." Evolusionis harus memisahkan fosil-fosil ini dengan yang sebelumnya dengan menambahkan ciri "ketegakan," karena semua fosil Homo erectus yang ada benar-benar tegak dan tidak terlihat dalam spesimen australopithecine atau yang dikatakan sebagai Homo habilis. Tidak ada perbedaan kerangka di luar tengkorak antara manusia moderen dengan yang dimiliki oleh Homo erectus.
Alasan utama evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai "primitif" adalah kapasitas otak tengkorak mereka (900 – 1.100 cc), yang lebih kecil daripada rata-rata manusia moderen, dan alis mata tebal mereka yang menonjol. Akan tetapi, banyak orang yang hidup saat ini di bumi yang memiliki kapasitas tengkorak yang sama dengan Homo erectus (suku pygmi, contohnya) dan ras lain memiliki alis yang menonjol (penduduk asli Australia, misalnya). Ada fakta yang secara umum disetujui bahwa perbedaan pada kapasitas tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan dan kemampuan. Kecerdasan lebih bergantung pada organisasi internal otak, daripada volumenya.
Fosil yang telah membuat Homo erectus terkenal diseluruh dunia adalah fosil dari manusia Peking dan manusia Jawa di Asia. Namun kemudian disadari bahwa kedua fosil ini tidak dapat dipercaya. Manusia Peking tersusun atas beberapa elemen buatan yang mana aslinya telah hilang, dan manusia Jawa tersusun atas pecahan tulang tengkorak ditambah tulang panggul yang ditemukan beberapa meter darinya tanpa ada petunjuk bahwa potongan ini berasal dari makhluk yang sama. Inilah mengapa fosil Homo erectus yang ditemukan di Afrika semakin dianggap penting. (Perlu dicatat bahwa beberapa fosil yang dikatakan sebagai Homo erectus dimasukkan di bawah spesies kedua yang dinamakan Homo ergaster oleh beberapa evolusionis. Terdapat pertentangan di antara para ahli dalam hal ini. Kita akan memperlakukan semua fosil-fosil ini di bawah kelompok Homo erectus.)
Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Afrika adalah fosil "Homo erectus Narikotome," atau "Turkana Boy," yang ditemukan di dekat Danau Turkana di Kenya. Dipastikan bahwa fosil ini adalah dari seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ini, yang mungkin tingginya 1.83 meter saat dewasa. Struktur rangka tegak dari fosil ini tidak ada bedanya dengan manusia moderen. Ahli paleoanthropologi Amerika, Alan Walker, mengatakan bahwa Ia meragukan jika "rata-rata ahli pa[leon]tologi bisa mengatakan adanya perbedaan antara kerangka fosil tersebut dengan kerangka manusia moderen." Mengenai tengkoraknya, Walker menulis bahwa Ia tertawa ketika melihatnya karena "ia mirip sekali dengan Neanderthal." 198 Seperti yang akan kita lihat pada bab selanjutnya, Neanderthal adalah ras manusia moderen.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_books/images_menyanggah/160a.gif http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_books/images_menyanggah/160b.gif
HOMO ERECTUS BERUSIA 10 RIBU TAHUN
Dua tengkorak ini, yang ditemukan pada tanggal 10 Oktober 1967 di Kow Swamp, Victoria, Australia, diberi nama Kow Swamp I dan Kow Swamp V.
            Alan Thorne dan Philip Macumber yang menemukan kedua tengkorak ini, menafsirkan keduanya sebagai tengkorak Homo sapiens, padahal keduanya memiliki banyak ciri yang mengingatkan kita pada Homo erectus. Satu-satunya alasan mengapa keduanya dianggap Homo sapiens adalah fakta bahwa keduanya diperkirakan berumur 10 ribu tahun. Para evolusionis tak berharap menerima fakta bahwa Homo erectus, yang mereka anggap sebagai spesies "purba" dan hidup 500 ribu tahun sebelum manusia masa kini, adalah suatu ras manusia yang hidup 10 ribu tahun yang lalu.
            Bahkan evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan manusia moderen tidak lebih dari variasi ras:
Seseorang juga akan melihat perbedaan: pada bentuk tengkorak, pada besarnya tonjolan wajah, (tulang) alisnya yang kokoh dan seterusnya. Perbedaan ini mungkin tidak lebih nyata daripada yang kita lihat saat ini antara ras manusia moderen yang dipisahkan secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi terpisah secara geografis satu sama lain dalam jangka waktu yang cukup lama.
            http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_books/images_menyanggah/163.jpg
Homo erectus DAN ORANG ABORIGIN
Kerangka Pemuda Turkana (Turkana Boy) yang ditunjukkan di samping adalah contoh terbaik Homo erectus yang sejauh ini telah ditemukan. Yang menarik adalah ketiadaan perbedaan besar antara fosil yang berumur 1,6 juta tahun ini dan manusia zaman sekarang. Kerangka orang Aborigin Australia di atas secara khusus menyerupai Pemuda Turkana. Keadaan ini menyingkapkan sekali lagi bahwa Homo erectus benar-benar ras manusia, tanpa ciri-ciri "purba".

            Profesor William Laughlin dari University of Connecticut melakukan pemeriksaan anatomis yang luas atas suku Inuit dan penduduk kepulauan Aleut, dan melihat bahwa orang-orang ini benar-benar serupa dengan Homo erectus. Kesimpulan yang dicapai Laughlin adalah bahwa semua ras yang berlainan ini pada dasarnya merupakan ras-ras Homo sapiens (manusia moderen):
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_books/images_menyanggah/164.jpg
KEBUDAYAAN BERLAYAR HOMO ERECTUS "Ancient mariners: Early humans were much smarter than we suspected " (Pelaut purba: manusia kuno lebih pintar dari yang kita sangka). Menurut artikel New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ini, manusia yang dinamai Homo erectus oleh evolusionis, telah melakukan pelayaran sejak 700 ribu tahun yang lalu. Tentu saja, mustahil menganggap manusia yang mempunyai pengetahuan, teknologi, dan budaya berlayar sebagai purba.
Ketika kita memperhatikan perbedaan besar yang terlihat antara kelompok yang saling berjauhan seperti Eskimo dan Bushmen, yang diketahui sebagai satu spesies Homo sapiens, kelihatannya wajar untuk menyimpulkan bahwa Sinanthropus [suatu spesimen erectus] tergolong ke dalam spesies yang beragam ini.
            Adalah merupakan fakta yang semakin nyata dalam komunitas ilmiah saat ini bahwa Homo erectus adalah pengelompokan yang tidak diperlukan dan bahwa fosil ini dikatakan sebagai kelas Homo erectus sebenarnya tidaklah begitu berbeda dari Homo sapiens untuk dianggap sebagai spesies yang berbeda. Dalam majalah American Scientist, diskusi mengenai hal ini dan hasil dari konferensi yang diadakan tentang hal ini pada tahun 2000 diringkaskan sebagai berikut:
Sebagian besar peserta pada konferensi Senckenberg larut dalam debat panas mengenai status taksonomi Homo erectus, dimulai oleh Milford Wolpoff dari University of Michigan, Alan Thorne dari University of Canberra dan kolega mereka. Mereka dengan kuat berpendapat bahwa Homo erectus tidak memiliki keabsahan sebagai satu spesies dan seharusnya dihilangkan sama sekali. Semua anggota genus Homo, dari sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga sekarang, adalah spesies Homo sapiens yang sangat bervariasi dan menyebar luas tanpa ada pemutusan atau pembagian alami. Subyek dari konferensi ini, Homo erectus, tidak ada.
Kesimpulan yang dicapai oleh para ilmuwan yang mempertahankan pendapat di atas bisa disimpulkan sebagai berikut "Homo erectus bukanlah spesies yang berbeda dengan Homo sapiens, tetapi lebih merupakan satu ras dalam Homo sapiens." Di lain pihak, ada celah besar antara Homo erectus, ras manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario "evolusi manusia" (Australopithecus, Homo habilis, dan Homo rudolfensis). Ini berarti bahwa manusia pertama muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba dan tanpa adanya sejarah evolusi yang mendahului.
a)                  Manusia Neanderthal
Fosil manusia Neanderthal ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di Lembah Neanderthal, Jerman. Pada saat itu, penelitian tentang fosil tidak menarik perhatian para ahli. Baru setelah Darwin mengemukakan teorinya tentang asal-usul manusia, fosil tersebut mulai menarik perhatian para ahli.
Setelah jumlah penemuan bertambah, fosil yang boleh dikatakan lengkap, terutama ditemukannya kuburan orang Neanderthal, pengetahuan tentang manusia bertambah banyak. Tanda-tanda orang Neanderthal tidak sukar untuk dikenali. Tempurung kepalanya besar, berisi otak seperti manusia modern meskipun bentuknya berbeda. Raut mukanya bercirikan rahang yang kekar, dagu mengarah ke belakang, pipinya lebih lebar dengan tonjolan yang mencolok melengkung di atas matasehingga membentuk wajah berkening tebal yang menjadi ciri khas manusia Neanderthal.
Manusia Neanderthal yang mempunyai ciri agak modern ditemukan pertama kali di Gunung Carmel, Israel. Yang membedakannya dengan manusia adalah tulang keningnya yang tidak terlalu menonjol.
Pada tahun 1957, ditemukan suatu rangka manusia yang utuh. Tentang cara hidup manusia Neanderthal dapat diungkapkan dari perkakas-perkakas dan sisa-sisa hewan yang dijumpai bersama dengan fosil-fosil manusia Neanderthal. Mengenai makanannya, mereka makan hewan-hewan kecil, seperti tikus sampai hewan besar seperti marmut.
Ditinjau dari jenis peralatannya bahwa perbedaan peralatan berhubungan dengan kebiasaan mereka dari waktu ke waktu. Mereka sudah mengenal api, menggunakannya, dan jika perlu membuatnya juga. Disamping menghuni gua, mereka sudah dapat membangun rumah tempat berteduh. Tanda-tanda kearah seniman dan penganut suatu kepercayaan misalnya tulang-tulang mulai digores dengan bentuk tertentu, mengubur keluarganya mulailah digores-gores.
b)                  Manusia modern
Pengertian manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volume otak adalah sekitar 1450 cm kubik yang hidup sekitar tahun 15.000 – 150.000 tahun yang lalu. manusia modern disebut demikian karena hampir mirip atau menyerupaimanusia yang ada pada saat ini.
(1)     Manusia Swanscombe – berasal dari Inggris
(2)     Manusia Neandertal – ditemukan di lembah Neander
(3)     Manusia Cro-Magnon ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Perancis. Diduga sebagai campuran antara manusia Neandertal dan manusia gunung Karmel
(4)     Manusia Shanidar – fosilnya dijumpai di Irak
(5)     Manusia Steinheim – berasal dari Jerman
Ditemukan lagi manusia pengganti manusia Neanderthal yaitu Cro-Magnon pada tahun 1868 yang diperkirakan lebih pendek daripada manusia modern, kepalanya lebih besar, dagu menonjol, hidung mancung, gigi kecil-kecil dan rata, dan mukanya lebar kuat. Manusia ini lebih menyerupai orang Eropa. Diduga manusia Cro-Magnon adalah leluhur orang Eropa, tetapi untuk ini diperlukan bukti-bukti yang lengkap.
Mereka telah dapat menghasilkan kebudayaan yang banyak dan melebihi manusia Neanderthal. Lukisan dan ukir-ukiran yang ditemukan di gua-gua, perhiasan terbuat dari bahan-bahan yang tahan akan pelapukan seperti tulang, gigi, rumah siput, dll. Mereka telah membuat senjata untuk berburu, untuk memotong, dan menjahit kulit menjadi pakaian. Mereka juga sudah dapat membuat rumah untuk tempat berteduh.
Desa-desa yang pertama diketahui orang ialah di sekitar delta Sungai Nil yang membentang ke Palestina, Syiria, Turki sampai ke Iran. Demikianlah evolusi sebagian dari kebudayaan manusia Cro-Magnon, meskipun hal itu hanya berdasarkan dugaan yang didasarkan atas atas penemuan-penemuan.



DAFTAR PUSTAKA

Menurut Drs.Maskoeri Jasin yang direvisi oleh Prof. Muslimin Ibrahim dan Drs. Muhammad Thamrin Hidayat; 2005, Ilmu Alamiah Dasar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar