BIOSFER DAN MAHLUK HIDUP
A. Biosfer
Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan
terbentuknya benua, danau, sungai, dan lautan pada kira-kira 2250 juta tahun
lalu, terbentuklah wahan bakal biosfer, yaitu suatu tempat tinggal tempat
makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk terbentuk
system hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energy yang
mengelilinginya. Tempat dan system itulah yang disebut biosfer. Ditinjau dari epistemologinya,
istilah biosfer terdiri atas dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan sphere
yang berarti lapisan. Jadi, secara harfiah biosfer berarti lapisan hidup,
artinya lapisan tempat makhluk hidup atau organisme. Biosfer kita adalah
jumlah global semua ekosistem. Hal ini juga dapat disebut zona kehidupan di
Bumi, tertutup (terpisah dari radiasi matahari dan kosmik) dan sistem yang
mengatur dirinya sendiri. Dari sudut pandang biophysiological luas, biosfer
adalah sistem ekologis global mengintegrasikan semua makhluk hidup dan hubungan
mereka, termasuk interaksi mereka dengan unsur-unsur dari hidrosfer, litosfer dan atmosfer.
Biosfer ini mendalilkan telah
berevolusi, mulai melalui proses biogenesis
atau biopoesis.
Dalam arti yang lebih luas; biosphere adalah setiap sistem tertutup yang mengatur diri
sendiri, yang mengandung ekosistem; termasuk pula yang buatan seperti Biosphere 2 dan BIOS-3, dan,
berpotensi, yang di planet lain atau bulan.
Asal dan Penggunaan Istilah
Istilah "biosfer"
ini diciptakan oleh ahli geologi Eduard Suess pada tahun 1875, yang
didefinisikan sebagai: "Tempat di permukaan Bumi dimana kehidupan
tinggal."
Sementara konsep ini memiliki asal geologi, itu adalah indikasi dampak dari kedua Darwin dan Maury
pada ilmu-ilmu bumi. Konteks ekologi
biosfer berasal dari tahun 1920-an, sebelum pengenalan dari istilah
"ekosistem" oleh Sir
Arthur Tansley pada tahun 1935. Vernadsky mendefinisikan ekologi sebagai ilmu dari biosfer. Ini adalah konsep yang
mengintegrasikan interdisipliner untuk astronomi, geofisika, meteorologi, biogeografi, evolusi,
geologi, geokimia, hidrologi
dan, secara umum, semua kehidupan dan ilmu bumi.
Definisi yang Lebih Sempit
Beberapa ilmuwan
hayati dan ilmuwan bumi
menggunakan istilah biosfer
dalam arti lebih terbatas. Misalnya, geokimia
mendefinisikan biosfer sebagai
jumlah total organisme hidup (yang "biomassa" atau "biota"
sebagaimana dimaksud oleh ahli biologi
dan ekologi). Dalam pengertian
ini, biosfer hanyalah salah satu
dari empat komponen yang terpisah dari model geokimia, tiga lainnya sedang litosfer, hidrosfer,
dan atmosfer. Arti sempit
digunakan oleh geokimia adalah
salah satu konsekuensi dari spesialisasi dalam ilmu pengetahuan modern.
Beberapa mungkin lebih suka kata
ekosfer, diciptakan pada 1960-an, karena semua mencakup komponen baik
biologis dan fisik dari planet ini.
Biosfer
adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung
kehidupan organisme. Jadi, pada biosfer merupakan ruang hidup bagi tumbuhan,
hewan, dan manusia. Biosfer yang meliputi tanah, air, dan udara merupakan
lapisan tipis, yakni sekitar 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman
laut. Sejauh yang diketahui manusia, hanya pada lapisan biosfer inilah dijumpai
adanya kehidupan organisme.
Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup atau
makhluk hidup jika memiliki ciri-ciri :
1) melakukan
pertukaran zat atau metabolisme; artinya adanya zat yang masuk dan keluar;
2) tumbuh,
artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak;
3) melakukan
reproduksi atau kembang biak;
4) memiliki
irritabilitas tau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap
rangsangan itu; serta
5) memiliki
kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan
Bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu lingkungan fisik saja. Oleh karena
itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaimanamakhluk hidup itu menghuni bumi
itu? Berikut beberapa teorinya, yaitu antara lain:
a) Teori
Cosmozoa, yang menyatakan bahwa makhluk hidup
datang dari Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu
benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu merupakan suatu
partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa (1) benda hidup
itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini dan (2) hidup itu
dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke Bumi.
b) Teori
Pfluger, yang menyatakan bahwa Bumi berasal
dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon
dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi
pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk
protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
c) Teorp
Moore, yang menytaka bahwa hidup dapat muncul
dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami
pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila
fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
d) Teori
alem yang menyatakan bahwa pada saat keadaan
fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang,beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang
datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan
pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon,
hidrogen, sulfur, dalam genangan air dimuka bumi akan membentuk zat-zat yang
difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
e) Teori
Transendental atau dari ciptaan yang merupakan
jawaban secara relegi babenda hidupitu diciptakan oleh Super Nature atu Tuhan
Yang Maha kuasa diluar jangkauan Sains.
f) Konsep
atau Teori Modern.
Beberapa
ahli Ilmu Alamiah dari Aristoteles sampai beberapa abad kemudian
berpendapat bahwa berdasarkan pengamatannya, benda-benda hidup itu mungkin
dapat timbul dari benda tidak hidup. Sebagai contoh, dinyatakan bahwa cacing
berasal dari lumpur; ulat berasal dari daging yang membusuk; kutu pakaian
berasal dari kotak-kotak penyimpanan pakaian; tikus berasal dari
pakaian-pakaian bekas yang tersimpan lama. Pendapat demikian disebut Abiogenesis
atau Generatio Spontanea. Pada abad ke-17 Francisco Redi menyatakan
bahwa daging dibebaskan dari pencemaran lalat tidak menghasilakan ulat (
larva). Kemudian antara tahun 1859-1981 Louis Pasteur menunjukan bahwa
penguraikan (pembusukan) bahan cairan kaldu dan peragian perasan cair dari buah
anggur disebabkan oleh mikro organism yang terbawa oleh udara. Hal ini sebagai
penegasan pendapat dari Spaianzani yang dikemukan oleh satu abad
sebelumnya. Percobaan Louis Pasteur menunjukan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup lainnya. Dan terkenal ucapannya Omne Vivo Ex Ovo,
Omne Ovo Ex Vivo. Namun pendapat ini tidak menjawab pertanyaan bagaimana
asal-usul benda hidup yang pertama. Pendapat yang banyak diterima secara luas
tentang asal-usul benda adalah Abiogenesis,yaitu berasal dari
benda-benda tidak hidup. Walaupun dalam hal ini makhluk hidup yang paling sederhana
adalah sangat kompleks dan banyak mengandung system biokimia yang masih buntu. Beberapa
dari system itu hanya brtfungsi dalam sel hidup baik pada tumbuhan maupun pada hewan
dan bagaimana asal-usul system ini masih belum terjawab.
Terdapat banyak bukti bahwa 2000 juta
tahun keadaan permukaan Bumi sanagt berbeda dengan permukaan bumi sekarang.
Pada saat sebelum ada tumbuhan dan hewan, udara (atmosfer) terutama retdiri
atas gas metan, ammonia, uap air, dan gas hidrogen, serta unsure oksigen,
nitrogen yang sangat reaktif. Yang bersenyawa sebagai oksidasi nutrida. Pada permukaan
Bumi yang tidak menggandung ozon, maka radiasi sinar tata surya yang berupa
sinar ultraviolet dan semburan badai listrik menimbulkan panas. Lalu
terbentuklah persenyawaan asam-asam amino yang selanjutnya membuat protein. Stanley
L. Miller (1953) membuat percobaan dengan suatu loncatan listrik yang
bertegagan tinggi. Setelah 1 minggu, campuran gas dari tabung itu di analisis
dan terdapat sejumlah asam amino, sekelompok bentuk-bentuk protein. Dalam
hipotesisnya, disebutkan bahwa sekelompok utama dari senyawa itu tertutup pada
kutub yang tidak banyak mengandung oksigen atau hampir tidak ada oksigen. Oleh
karena itu, samasam amino cenderung membentuk ikatan peptide, kemudian
membentuk protein. Peristiwa ini memang kecil kemungkinannya, tetapi karena
waktu yang tersedia cukup banyak (Jutaan tahun), maka peristiwa itu tidak dapat
dielakkan. Demikian juga tidak dihindarkannya terjadinya kombinasi system yang
stabil, sehingga butir-butir senyawa dikelilingi oleh media air, yang selanjutnya
akan terbentuk suatu zat basah yang menarik air, dan terdapat pila yang menolak
air. Akhirnya, protein itu memiliki suatu kebiasaan yang terkendalikan.Oparin
(1938) mengatakan bahwa secara alamiah terjadi pada tingkatn ini,dan
butir-butir senyawa itu mengadakan kompotisi dalam membentuk tetesan materi
organik.Beberapa tetes materi organic dapat melaksanakan reaksi kimia dalam
tubuhnya sendiri.Beberapa reaksi kimia itu merupakan reaksi pemecahan molekul
untuk menghasilkan energi.Sebaliknya,beberapa reaksi menyusun konfigurasi
berbentuk semacam ‘‘mesin’’. Tidak diragukan lagi ,beberapa protein berlaku sebagai
katalisator dan dalam hal ini me3njamin kekekalan kombinasi asam amino yang menyebabkan
materi organis itu berhasil membentuk dasar asam nukleat atau menghasilkan kode
senyawa berikutnya .Agregasi materi organis itu membelah diri menjadi dua
agregasi yang identik .Ini merupakan suatu repproduksi diri sendiri.pada
kriteria umum, struktur semacam ini dapat dianggap sebagai mahluk .Kita sebagai
bangsa Indonesia yang berpancasila yangmenganut Teisme;maka pada saat
agregasi materi organis menjadi mahluk itu masuklah suplemen elan vital yang
tidak sama dengan proses materi ,yang merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan atau diselidiki dari mahluk.
Suatu ciri makhluk yang hidup adalah
adanya aliran energy pada tubuh secara konstan. Energy itu diperoleh dari luar
tubuh, yaitu dari tata surya atau energy-kimiawi untuk membantu molekul-molekul
yang komplek secara langsung (autotroph) atau dengan menguraikan molekul-molekul
yang komplek dengan jalan mengkonsumir makhluk lain (heterotrophy). Organisme
heterotrophy pertama memakan tumpukan senyawa organis yang terbentuk dari
sumber. Pada saat itu, oksigen masih sedikit sekali, maka pernapasan dilakukan
secara anaerob yang menyebabkan terbentuknya senyawa karbon dioksida.
Sebagaimana halnya bila kita memiliki
suatu cairan air kaldu, suatu system benda hidup tidak dapat timbul secara
spontan, karena dalam kenyataannya benda hidup terus dapat hidup bila sumber
energy baru dapat disimpan. Mungkin semua sumber energy telah dicoba, tetapi
yang paling berhasil bagi nmakhluk dalam memanfaatkan energy berupa sinar
Matahari adalahpembentukan zat gula dari karbon dioksida yang sekarang
dihasilkan oleh makhluk autotroph. Sebagai hasil sampingan fotosintesis adalah
oksigen yang memiliki efektivitas yang besar sekali. Oksigen masuk ke atmosfer
dan akibat tambah dari nsinat ultraviolet terbentuklah ozon yang membentuk
suatu lapisan. Lapisan ini menyebabkan modifikasi intensitas serta kualitas
energy tata surya yang sampai pada permukaan Bumi. Sebagai akibat yang segara
tampak adalah tibul tabir yang menghalangi gelombang pendek dari sinar
ultraviolet, mencegah sintesis secara abiogenesis lebih lanjut. Organisme
heterotrophy yang tidak data menyesuaikan diri dengan keadaan baru akan mati
atau masih hidup dalam linhkungan yang khusus. Organisme heterotrophy lainnya
sekarang memakai oksigen yang banyak terdapat dalam udara untuk menyempurnakan
proses respirasinya. Sebagai satu-satunya sumber energy bagi heterotrop adalah
makhluk autotroph baru, atau heterotrophy yang lain dan hal ini menimbulkan menyatunya
system ekologi. Menurut istilah waktu, kita menduga atmosfer pemula timbul
antara 2000-3500 juta tahun yang lalu, sedangkan adanya masa benda hidup yang
pertama pada 2000 juta tahun yang lalu dan munculnya oksigen 1000 juta tahun
yang lalu.
Pada saat ini, banyak bukti yang menunjukan
arah evolusi dan dengan demikian mengurangi spekulasi. Bentuk butiran atau
gumpalan kecil menjadi bentuk stabil dengan jalan membentuk dinding sel dan
organisasi internal meningkat sehingga membentuk semacam “blue print” geneyis
pada nucleus, yang merupakan factor dalam reproduksi selanjutnya. Kecuali itu, peningkatan
organisasi internal menimbulkan tersusunnya makhluk atau bentuk-bentuk tertentu
dalam sel. Sambil melanjutkan perkembangannya, beberapa sel menjadi seol
tunggal (unicellulair), sedangkan beberapa yang lain membentuk organisasi sel
bersama-sama membentuk suatu kesatuan yang membagi tugas sehingga terbentuk
mahkluk yang bersel banyak ( multicellulair).
Pada mulanya, konsep diatas adalah
spekulasi, tetapi berdasarkan bukti-bukti geologis, percobaan biokimia dan
logika deduksi sebab akibat, maka sekarang dapat ditunjukkan suatu bagan
bagaimana benda-benda hidup pertama itu timbul secara spontan di muka bumi ini.
1. Lapisan Tempat Makhluk Hidup
Biosfer kita dibagi menjadi beberapa bioma, dihuni oleh flora dan
fauna yang serupa. Di darat, bioma dipisahkan terutama
oleh lintang. Bioma
terestrial terletak di dalam Lingkaran Arktik dan Antartika relatif tandus
kehidupan tanaman dan hewan, sementara sebagian besar bioma
lebih padat terletak di dekat khatulistiwa. Organisme terestrial di beriklim
sedang dan bioma
Arktik memiliki jumlah yang relatif kecil dari total biomassa, anggaran energi
yang lebih kecil, dan menampilkan adaptasi menonjol ke dingin, termasuk
dunia-mencakup migrasi, adaptasi sosial, homeothermy, estivation dan beberapa
lapisan isolasi.
Keadaan flora dan fauna di muka bumi dewasa ini semakin
menyusut jenis maupun jumlahnya dari tahun ke tahun,
bahkan semakin kritis akibat ulah manusia dengan kemajuan teknologinya.
Persebaran flora dan fauna di muka bumi dapat digolongkan berdasarkan pembagian
iklim dunia (iklim matahari), yaitu iklim panas (tropis), iklim sedang, dan
iklim dingin. Persebaran
makhluk hidup di permukaan bumi tidak merata. Persebaran itu tergantung pada
beberapa faktor seperti berikut:
(a) Perbedaan iklim (klimatik), suhu,
curah hujan, kelembapan, dan angin.
(b) Keadaan tanah (edafik), humus tanah,
ukuran butir tanah (tekstur), tingkat kegemburan, mineral hara (mineral
organik), air tanah, dan kandungan udara.
(c) Tinggi rendahnya permukaan bumi
(relief), mempengaruhi pola penyinaran matahari (disebut juga faktor
fisiografi).
(d) Tindakan manusia (faktor biotik)
mengubah bentangan alam yang sudah ada. Misalnya tanah tandus menjadi daerah
hutan, hutan menjadi daerah pertanian, dan dengan kemajuan teknologi modern
manusia mampu melestarikan kehidupan flora dan fauna.
Jenis flora di daerah tropis, banyak jenisnya, seperti yang
diutarakan oleh Van Steenis. Di sini hidup tumbuhan tropis yang
digolongkan hutan tropis berupa hutan belantara. Yang sangat terkenal ialah
hutan belantara Amazone di Brasil dan hutan belantara kita di Indonesia ini.
Mengapa? Karena kawasan hutan kita termasuk hutan lindung yang menjadi paruparu
dunia. Apakah artinya? Kawasan hutan kita oleh PBB dijadikan Pusat Penelitian
Kehutanan Internasional atau Central of International Forestry Research
(CIFOR), yaitu kawasan hutan tropis di Kalimantan dan Sulawesi. Jenis flora di
daerah sedang, antara lain tumbuh-tumbuhan mediteran (Laut Tengah) di belahan
bumi utara dan selatan. Tumbuhan paling terkenal ialah apel. Jenis flora di
daerah dingin ialah daerah taiga dengan tumbuhan berdaun jarum dan daerah
tundra atau padang lumut. Jenisflora tropis sebenarnya dapat digolongkan flora
tropis humide (basah) seperti sudah diterang kan tersebut di atas dan flora
tropis aride (kering) seperti daerah gurun, sabana, dan stepa. Jenis flora di
daerah gurun tidak banyak macamnya.
Di daerah oase atau wahak yang menonjol jenis kaktus dan
kurma. Di daerah sabana (campo atau pampa di Amerika) adalah jenis semak-semak
saja. Di daerah stepa tumbuh jenis padang rumput kering. Di daerah sabana dan
stepa sangat baik untuk budi daya peternakan sapi dan biri-biri.
Hipotesis Gaia
Konsep
bahwa biosfer itu sendiri
merupakan organisme hidup, baik secara aktual atau kiasan, yang dikenal sebagai
hipotesis Gaia.
James Lovelock, seorang ilmuwan atmosfer dari Inggris, mengajukan hipotesis Gaia
untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor biotik dan abiotik
berinteraksi dalam biosfer.
Hipotesis ini menganggap bumi itu sendiri semacam organisme hidup. Atmosfer, geosfer, hidrosfer dan
bekerja sama dalam sistem yang menghasilkan biosfer penuh kehidupan. Pada awal 1970-an, Lynn Margulis,
seorang ahli mikrobiologi dari
Amerika Serikat, menambahkan ke hipotesis, khususnya mencatat hubungan antara biosfer dan sistem Bumi lainnya.
Misalnya, ketika kadar karbon dioksida meningkat di atmosfer, tanaman tumbuh
lebih cepat. Seperti pertumbuhan mereka berlanjut, mereka mengeluarkan karbon
dioksida lebih dan lebih dari atmosfer.
Banyak ilmuwan kini terlibat di bidang baru dari studi yang
meneliti interaksi antara faktor biotik dan abiotik di biosfer, seperti geobiologi
dan geomicrobiology. Ekosistem terjadi ketika masyarakat
dan lingkungan fisik mereka bekerja sama sebagai suatu sistem. Perbedaan
antara ini dan biosfer adalah
sederhana, biosfer adalah
segalanya secara umum
2. Pengertian Biosfer Sebagai
Struktur Lapisan Bumi
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk
pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna
yang semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya
degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur
yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun
atmosfer. Secara fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer,
hidrosfer dan atmosfer.
Gambut terletak di antara atosfre dan litosfer, pada lain
pihak tumbuh juga dalam hidrosfer. Gambut merupakan suatu bentuk
organis sebagai asal mula pembentukan batu bara. Di dalamnya hidup
beraneka ragam mikro-plankton yang amat cepat pertumbuhannya, sedangkan umur
jasad-jasad tersebut sangat pendek dan ketika mati akan terendap dalam rawa.
1) Lapisan
gambut mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air
tanah Gambut dibagi menjadi beberapa
daerah, yaitu: Gambut ombrogin, sebagai gambut pantai, terdapat di
dataran tanah Sumatera, Kalimantan dan Irian.
2) Gambut
topogin, terdapat pada tanah dataran Jawa (Pangandaran) dan Sumatera serta di
tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi
Pengelolaan
suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu :
a) Area
inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan
luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk
melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
b) Zona
penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau
berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area
inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan.
c) Area
transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas
yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan
pengalolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan
berkelanjutan dipromosikan dan dikembangkan.
Peta Lokasi Cagar Biosfer di
Indonesia
Secara biogeografi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi menjadi 7 biogeografi utama, yaitu :
- Sumatera.
- Jawa dan Bali.
- Kalimantan.
- Nusa Tenggara termasuk Pulau Wetar.
- Sulawesi.
- Maluku.
- Papua termasuk Pulau Kai dan Aru.
Cagar Biosfer
adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program
MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan
berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan
yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara
pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan,
melalui kemitraan antara manusia dan alam. Usulan penetapan cagar biosfer
diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria
tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukan kedalam
jaringan dunia. Indonesia mempunyai 7
cagar biosfer antara lain sebagai berikut :
a) Cagar
Biosfer Pulau
Siberut ditunjuk tahun 1981 dengan area
inti Taman Nasional Siberut seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
b) Cagar
Biosfer Gunung
Leuser ditunjuk tahun 1981 dengan area
inti Taman Nasional Gunung Leuser seluas 792.675 ha yang ditetapkan pada tahun
1980.
c) Cagar
Biosfer Tanjung
Puting ditunjuk tahun 1977 dengan area
inti Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun
1982.
d) Cagar
Biosfer Cibodas
ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
seluas 15.196 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
e) Cagar
Biosfer Lore Lindu
ditunjuk tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Lore Lindu seluas 229.000
ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
f) Cagar
Biosfer Komodo
dtunjuk pada tahun 1977 dengan area inti Taman Nasional Komodo seluas 173.300
ha yang ditetapkan pada tahun 1990. Pada tahun 1989 Kawasan Komodo juga
dideklarasikan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).
g) Cagar
Biosfer Giam Siak
Kecil-Bukit Batu, Riau (sedang
diusulkan) adalah cagar biosfer hasil kerjasama antara LIPI, Departemen
Kehutanan(BBKSDA, Riau), Pemerintah Daerah Provinsi Riau,dan sektor
swasta(Sinar Mas Forestry). Keunikan dari ekosistem cagar biosfer Giam Siak
adalah banyak ditemukan sumber mata air yang sangat penting untuk menjaga
keseimbangan volume air pada area cagar biosfer bersangkutan.
3. Ketebalan
Biosfer Bumi
Setiap bagian dari planet ini, dari es di kutub sampai
khatulistiwa, mendukung kehidupan dari beberapa jenis. Kemajuan terbaru dalam
mikrobiologi telah menunjukkan bahwa mikroba hidup jauh di bawah permukaan bumi
terestrial, dan bahwa massa total kehidupan mikroba dalam apa yang disebut
"zona dihuni". Mungkin, biomassa, melebihi semua hewan dan tumbuhan
di permukaan. Ketebalan sebenarnya dari biosfer di bumi adalah sulit untuk duukur.
Burung biasanya terbang pada ketinggian 650 hingga 1.800 meter, dan ikan yang
hidup di dalam air yang dalam dapat ditemukan ke -8.372 meter di Palung Puerto
Riko. Ada contoh yang lebih ekstrim untuk kehidupan di planet ini: Vulture
Rüppell telah menemukan di ketinggian 11.300 meter; Bar berkepala Angsa
bermigrasi pada ketinggian minimal 8.300 meter; yak tinggal di ketinggian
antara 3.200 sampai 5.400 meter di atas permukaan laut; kambing gunung hidup
sampai 3.050 meter. Hewan herbivora di ketinggian ini tergantung pada lumut,
rumput, dan herbal.
Organisme mikroskopis tinggal di ekstrem seperti itu,
membawa mereka mempertimbangkan menempatkan ketebalan biosfer jauh lebih besar.
Culturable mikroba telah ditemukan di atas atmosfer bumi setinggi 41 km (25
mil) (Wainwright dkk., 2003, dalam Surat Mikrobiologi janin). Hal ini tidak
mungkin, bagaimanapun, bahwa mikroba yang aktif pada ketinggian tersebut, di
mana suhu dan tekanan udara adalah radiasi sangat rendah dan ultraviolet sangat
tinggi. Lebih mungkin mikroba ini dibawa ke atmosfer atas oleh angin atau
letusan gunung berapi mungkin. Mikroba laut Barophilic telah ditemukan di lebih
dari 10 km (6 mil) kedalaman di Palung Mariana (Takamia dkk., 1997, dalam FEMS
Microbiology Letters). Mikroba tidak terbatas pada air, udara atau permukaan
bumi. Mikroba termofilik Culturable telah diekstraksi dari inti yang dibor
lebih dari 5 km (3 mil) ke kerak bumi di Swedia (Gold, 1992, dan Szewzyk, 1994,
keduanya dalam PNAS), dari batuan antara 65-75 ° C Suhu meningkat dengan
meningkatnya kedalaman ke kerak bumi. Kecepatan di mana suhu meningkat
tergantung pada banyak faktor, termasuk jenis kerak (benua vs kelautan), tipe
batuan, lokasi geografis, dll yang dikena . Batas atas suhu di mana kehidupan
mikroba dapat eksis adalah 122 ° C (Methanopyrus kandleri Saring 116), dan
kemungkinan bahwa batas kehidupan di "biosfer dalam" didefinisikan oleh suhu daripada mendalam
mutlak.
4.
PENGERTIAN BIOSFER MENURUT PARA
AHLI
Ada beberapa macam pendapat tentang arti biosfer, pendapat
tersebut dikemukakan oleh para ilmuwan yang menyatakan definisi biosfer menurut
versi mereka masing-masing. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian biosfer seperti yang dikutip dari Wikipedia.
1) Menurut para ahli, Biosfer adalah:
Ahli geologi Eduard Suess di Austria 1875 Biosfer adalah tempat pada permukaan
bumi dimana kehidupan berdiam.
2) Ilmuwan James Lovelock. Konsep bahwa
biosfer itu sendiri adalah sebuah organisme hidup, yang disebut sebagai hipotesa
Gaia. Hipotesa Gaia untuk menjelaskan bagaimana faktor biotik dan abiotik
berinteraksi dalam lingkungan. Bumi ini sendiri menganggap dirinya semacam
organisme hidup.
3) Jhon Wiley Biosfer, biosfer adalah
zona dari planet bumi di mana kehidupan terjadi secara alami,diperluas dari
lapisan bumi dengan atmosfer yang lebih rendah.
4) Michael Allaby, Biosfer adalah
bagian dari lingkungan hidup organisme yang ditemukan dan mereka berinteraksi
membentuk sebuah sistem kelompok yang stabil,efektif untuk keseluruhan
ekosistem di planet.
5) vladimir wanouich veinadsky, biosfer
merupakan sebuah sistem terbuka dan berkembang sejak di mulainya sejarah bumi.
6) menurut wikipedia bahasa Indonesia, biosfer
adalah bagian luar dari planet bumi, yang mencakup udara,daratan,air, yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung
7) menurut geofisikologi, biosfer
adalah sistem ekologi global dan seluruh mahluk hidup dan hubungan antar mereka
termasuk interaksinya dengan unsur biosfer (batuan) hidrosfer (air) atmosfer
(udara) bumi.
8) menurut gadot, bagian dari bumi dan
atmosfernya dimana organisme dapat hidup dan berlangsung kehidupannya
dengan kata lain hanya biosfer lah sistem kehidupan dapat di temukan
9) menurut smart click, biosfer
merupakan kehidupan yang paling besar karena terdiri dari ekosistem yang ada di
planet bumi, sistem ini mencakup semua makhluk hidup yang berinteraksi dengan
lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
B.
Evolusi Kehidupan
Sebagian
ahli berpendapat bahwa mahluk yang ada saat ini tidak mempunyai hubungan dengan
mahluk dahulu karena pada saat tertentu terjadi kiamat (Katastrophy) sehingga
mahluk yang dulu musnah, diganti dengan yang baru. Namun, pendapat ini banyak
ditinggalkan oleh ara ahli dan sebagian besar cenderung berpendapat bahwa
mahluk yang ada sekarang berasal dari mahluk dahulu yang melalui perubahan
sedikit dem sedikit. Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula
adalah sangat sederhana tingkatnya, yang bersel tunggal dan hidup dari bahan
anorganik sehingga tergolong tumbuhan. Tentang mekanisme perubahan itu, Lamarck
berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk
kepada keturunannya. Makhluk dalam kegiatannya mencari makanan untuk hidup
mengadakan adaptasi dengan lingkungannya dan memperoleh sifar-sifat yang lebih cocock
dan baik dengan lingkungannya. Sifat yang lebih baik itu turut diwariskan
kepada keturunannya sehingga keturunan mempunyai sifat yang relative baik atau
lebih maju daripada induknya. Dengan demikian, suatu spesies atau jenis makhluk
hidup lambat laun berubah kea rah kemajuan. Darwin tidak menyetujui teori
pewarisan tersebut. Ia juga percaya lingkungan juga punya pengaruh kepada
makhluk, tetapi sifat-sifat baru yang tidak terbawa dari kelahiran tidaklah
diwariskan. Makhluk-makhluk yang tidak sama tersebut harus berkompetensi untuk mencari
makan dan hidup, dan Darwin mengemukakan hokum seleksi alam sebagai penyebab
evolusi:
1) Semua
makhluk berjuang untuk hidup dan
2) yang
lestari ialah yang paling kuat.
Akibat
persaingan itu, yang tertinggal hidup dan meneruskan sejarah kehidupan adalah
yang kuat-kuat dan yang baik-baik saja sehingga keturunannya akan lebih baik.
Dari keturunan ini akan terpilih lagi yang terkuat dan terbaik dan seterusnya. Petunjuk
evolusi dapat kita lihat dari:
a) geologi
dan palaentologi;
b) morfologi
dan anatomi perbandingan;
c) reaksi
fisiologis perbandingan;
d) penyebaran
makhluk di muka bumi; dan
e) embriologi.
Selanjutnya, bagan sejarah
kehidupan dimuka bumi dapat kita lihat pada table berikut Tabel 3 Sejarah Perkembangan Kehidupan di
Bumi Berdasarkan kala KLUP dari Universitas Columbia
|
Era
|
Periode
|
Waktu (juta tahun)
|
Kehidupaan
|
|
C
e
n
o
z
o
i
k
|
Kuarter
|
2
|
Bangkitnya
manusia. Punahnya tipe mamalia primitive. Perkembangan jenis mamalia modern.
|
|
Tersier
|
70
|
Munculnya
manusia primitive. Tumbuhan modern sepanjang era. Munculnya spesies Moluska
modern. Permulaan tipe mamalis modern.
|
|
|
M
e
s
o
z
o
i
k
/
S
e
k
u
l
e
r
|
Kreta
(kapur)
|
135
|
Kulminasi
Reptilia. Jumlah besar Kerang, keturunan tipe Oyster (Tiran). Kenampakan
tumbuhan berbunga.
|
|
Yura
|
180
|
Macam-macam
Reptilia banyak berkembang. Burung tampak pertama kali. Mamalia kecil dan
jarang.
|
|
|
Tria
|
225
|
Kenampakan
Dinosaurus, Reptilia terbang, Reptiia berenang, dan mamalia. Perkembangan
Cephalopoda beruas kompleks.
|
|
|
Perm
|
270
|
Perkembangan
banyak macam Reptilia ganjil. Punahnya trilobite. Kehidupan banyak berkurang
pada akhir periode.
|
|
|
P
r
i
m
e
r
|
Karbon
atas
(Pennsylvania)
|
350
|
Muncul
Reptilia and Insekta pertama. Kulminasi tumbuhan palaeozoik.
|
|
Karbon
bawah
(Missisippi)
|
350
|
Hiu
dan krinoida banyak berkembang, Tumbuhan menjadi sangat banyak
|
|
|
Devon
|
400
|
Perkembangan
ikan dengan kebangkitan semua golongan. Perkembangan hewan beranggota
berpasangan. Permulaan ada hutan. Permulaan Amfibia. Ciri-ciri melemahnya
dalam trilobiita.
|
|
|
P
r
o
t
e
r
o
z
o
i
k
|
Silur
|
400
|
Munculnya
scorpio, hewan bernapas, dengan insang ikan jarang. Krinioda banyak.
Permulaan Amphibia, koral.
|
|
Ordovicium
|
500
|
Bangkitnya
Cephalopoda. Munculnya ikan.
|
|
|
Kambrium
|
600
|
Trilobita
dan Brachiopoda dominan.
Permulaan
banyak fosil
|
|
|
|
|
1500
|
Beberapa
fosil, tetapi semuanya rusak dan kebanyakan tidak dapat ditentukan. Algae
merupakan bentuk kehidupan yang umum.
|
|
A
r
c
h
e
o
z
o
i
k
|
|
2000
|
Tidak
ada fosil, tetapi ada beberapa
indikasi
kehidupan.
|
C. Evolusi
Manusia

Humanevolution
Evolusi manusia telah berkembang lebih
dari 6 juta tahun yang lalu. Dalam darwin The Origin of Species, yang di
terbitkan tahun 1859, di jelaskan bahwa kemungkinan besar manusia berasal dari
primata di afrika, tapi pada saat itu belum di temukan catatan fossil dari
nenek moyang kita sampai pada tahun 1924 pada saat itu di temukan fossil
Australopithecus africanus di africa yang berumur sekitar 4 juta

tahun yang lalu, yang diberi nama Taung child. Sejak saat itu di telah di temukan sekitar 12 sampai 19 species dari hominid. Dan salah satu yang terkenal ditemukannya fossil yang lumayan lengkap yang di berinama “Lucy” yang di temukan di Ethiopia pada tahun 1974.Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan mastarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Manusia adalah suatu spesies biologi. Dengan sendirinya, manusia tidak dapat luput dari pengaruh faktor-faktor atau kekuatan biologi. Di samping itu, manusia adalah suatu hasil perkembangan evolusi yang lama sekali. Bukti-bukti memberikan petunjuk bahwa manusiaberasal dari makhluk yang bukan manusia, meskipun bukti-bukti itu tidak lengkap dan hanya berbentuk bagian yang melukiskan tahap-tahap proses yang telah berlangsung. Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia yang telah berlangsung semakin banyak dikumpulkan oleh para ahli. Lagi pula, saat ini evolusi manusia juga tengah berlangsung dan yang lebih penting lagi biologi adalah suatu proses untuk mengumpulkan pengetahuan yang dapat memungkinkan manusia untuk mengontrol dan mengarahkan evolusi. Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan bahasa dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh manusia.

tahun yang lalu, yang diberi nama Taung child. Sejak saat itu di telah di temukan sekitar 12 sampai 19 species dari hominid. Dan salah satu yang terkenal ditemukannya fossil yang lumayan lengkap yang di berinama “Lucy” yang di temukan di Ethiopia pada tahun 1974.Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan mastarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Manusia adalah suatu spesies biologi. Dengan sendirinya, manusia tidak dapat luput dari pengaruh faktor-faktor atau kekuatan biologi. Di samping itu, manusia adalah suatu hasil perkembangan evolusi yang lama sekali. Bukti-bukti memberikan petunjuk bahwa manusiaberasal dari makhluk yang bukan manusia, meskipun bukti-bukti itu tidak lengkap dan hanya berbentuk bagian yang melukiskan tahap-tahap proses yang telah berlangsung. Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia yang telah berlangsung semakin banyak dikumpulkan oleh para ahli. Lagi pula, saat ini evolusi manusia juga tengah berlangsung dan yang lebih penting lagi biologi adalah suatu proses untuk mengumpulkan pengetahuan yang dapat memungkinkan manusia untuk mengontrol dan mengarahkan evolusi. Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan bahasa dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh manusia.
Asal usul manusia berhubungan erat dengan proses evolusi
manusia. Manusia berdasarkan pernyataan Darwin mempunyai hubungan kekerabatan
yang erat dengan kera tidak berekor. hal itu berdasarkan ciri-ciri mata
menghadap ke depan dan bersifat stereokopsis (tiga dimensia), ibu jari tungkai
depan dapat digerakkan ke segala arah, mempunyai kelenjar susu (glandulla
mammae) yang terletak di dada, dan rahim satu ruang (simpleks).
Berikut ini adalah proses evolusi
manusia:
1) MANUSIA
PERTAMA
Banyak ahli berpendapat bahwa evolusi manusia pertama kali
terjadi di Afrika, dengan fosil yang ditemukan dan dikenal sebagai
Australopithecus. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain
Australopithecus africanus, Australopithecus afarensis, Australopithecus
robustus atau Paranthropus robustus, Australopithecus boissei, dan
Plesianthropus transvalensis
2) HOMO
HABILIS
Homo sabilis yang berarti "orang cekatan"
ditemukan pada tahun 1961 di Tanzania. Fosil ini dalam kehidupannya sudah
menggunakan peralatan. Penemu dari fosil homo habolis ini adalah Louis Leakey
dan Mary Leakey. Leakey yakin bahwa homo habilis ini merupakan nenek moyang
manusia. Akan tetapi, banyak ahli menentang pendapak Leakey karena melihat Homo
habilis mempunyai persamaan dengan Austrapolithecus africanus sehingga masih
termasuk golongan Australopithecus
3) HOMO
ERECTUS
Menurut para ahli, Homo erectus merupakan golongan hominid
yang pertama menyebar dari Afrika ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu,
fosil Homo erectus ditemukan di berbagai daerah di dunia, seperti Jawa, Cina,
dan Eropa. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain: Pithecanthropus
erectus, Sinanthropus pekinensis, Homo soloensis, Homo mojokertensis, dan Homo Heidelberg
4) HOMO
SAPIENS
Homo sapiens berkembang dari turunan Homo erectus yaitu
neanderthal. Diperkirakan Homo erectus di Afrika, Asia, dan Australasia
(Australia, Papua Nugini, dan Indonesia) menghasilkan turunan yang
beranekaragam. Homo sapiens ini sudah berbentuk manusia sempurna seperti kita
saat ini.
5)
Ordo Primata
Evolusi primata merupakan salah satu
contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”. Teori evolusi yang hanya
didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat menerangakan dengan lengkap apa
yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu untuk mempelajari evolusi suatu
organisme, biasanya para ahli menggunakan data suatu organisme yang masih hidup
hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli ialah melihat perubahan
stuktur dari organisme-organisme yang paling erat hubungan kekerabatan dengan
organisme sasaran yang diteliti. Dengan mengaitkan perubahan-perubahan suatu
cirri, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang terjadi pada masa silam.
Dalam hal ini, digunakan pendekatan pada golongan primata.
Salah satu definisi evolusi adalah
merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke
arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk
membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis yang lain. Memang menurut
Darwin, suatu organisme berasal dari organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa
sustu jenis berasal dari jenis yang lain tidak pernah dapat dibuktikan. Yang
dipelajari dalam evolusi adalah proses perubahannya.
Primata muncul sekitar 70 juta tahun
yang lalu seiring dengan punahnya dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua
yang pernah ditemukan dari primata. Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua
sub ordo, yakni Prosimian (meliputi lemur, tarsius, dll) dan Antropoid
(kera, monyet, manusia). Prosimian yang dahulu mendominasi primata, sekarang
semakin tersingkir dan akhirnya menjadi endemik beberapa daerah seperti
Madagaskar. Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea
ada 3: monyet, kera, dan Hominid (manusia). Monyet pertama muncul
kira-kira 50 juta tahun lalu. Awal mulanya, monyet dunia baru muncul dari
cabang primata kuno, dan belakangan monyet dunia lama berevolusi sebagai garis
keturunan terpisah. Garis keturunan yang tersisa setelah pemisahan monyet
disebut garis Hominoid.
George Gaylord Simpson menyarankan
pengelompokan garis itu ke superfamilia Hominoidea. Pengelompokan itu
mencakup: Hylobatidae (kera kecil), Pongidae (kera besar), Hominidae
(manusia). Namun, belakangan ini para taksonom cenderung tidak membedakan lagi
antara kera kecil dan kera besar. Kera kecil mencakup siamang alias gibbon dan
kerabatnya. Kera besar contohnya gorila, simpanse, dan orangutan. Simpanse
punya 2 spesies dan beberapa subspesies (masih kontroversi), sementara itu
orangutan dan gorila hanya punya 1 spesies, namun orangutan punya 2 spesies: P.
pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus abelli. Manusia modern juga hanya
memiliki 1 spesies, yakni Homo sapiens. Fosil kera primitif yang pernah
ditemukan kira-kira berusia 35 juta tahun dan dinamakan Aegyptopithecus,
yakni “kera fajar”. Karena itu merupakan garis keturunan hominoid, maka kera
tersebut adalah nenek moyang bersama kera dan manusia. Divergensi antara kera
purba dan manusia diduga terjadi sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu.
Awal mulanya, primata
mengadaptasikan kehidupan arboreal. Sendi bahu yang sangat fleksibel pada
monyet dan kera memudahkan mereka untuk berayun-ayun dari pohon yang satu ke
pohon yang lain. Tipe lokomosi seperti itu disebut brachiasi (dari kata Latin
brachia/brachium untuk lengan). Pengemukanya adalah Sir Arthur Keith,yang
menyadari keuntungan lokomosi itu di hutan. Modifikasi lainnya adalah
pergeseran mata ke tengah wajah, sehingga citra dari kedua mata dapat menumpuk
ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata memiliki
pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel. Namun, kemampuan itu telah
tereduksi hampir seratus persen pada primata bipedal yang plantigrad, seperti
umat manusia.
Akan tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno
sampai yang paling baru sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat
berputar. Hal ini sangat menguntungkan bukan saja untuk memegang objek, namun
melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan. Apalagi, dengan perkembangan
neokorteks (cerebrum) yang amat pesat, hal ini memberikan jalan lapang untuk
perkembangannya. Tangan yang telah “terbebaskan” dari peralihan cara hidup dari
arboreal ke non arboreal nampaknya telah banyak berperan dalam komunikasi yang
lebih baik diantara spesiesnya, dan karena itu mendorong perkembangan interaksi
kelompok, berbicara, dan akhirnya: penciptaan budaya.
Kita yang hidup pada masa sekarang
tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti mengenai apa yang terjadi pada masa
lalu. Oleh karena itu, digunakan data fosil dan data dari organisme yang hidup
pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk mempelajari perubahan akan ditinjau
dari banyak segi, yang dapat memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi peda
masa lalu. Suatu sifat akan berevolusi sesusia dengan perkembangan waktu dan
tempat. Dengan menggunakan data fosil dan organisme aktuil mempunyai senmua
sifat terevolusi. Analisis yang dilakukan pada primata primitive sampai dengan
primata yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:
a) Perkembangan Primata primitif ke
Primata maju
(1)
Hubungan antara tulang vertebra dan tengkorak mengalami
perubahan yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak. Mula-mula
hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada di bawah. Perubahan
ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki menjadi dua kaki.
Sejalan dengan perubahan ini, maka otot leherpun menjadi lebih lemah, seadngkan
panggul menjadi lebih penting dan kuat. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan
rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk moncong menjadi bertambah pendek.
Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.
(2)
Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang
yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenihnya
ter-lindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting.
Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata ynag menghadap ke samping, menjadi
berangsur-angsur menghadap ke depan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi
menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih
untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spectrum
warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang
hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makan diantara
ranting-ranting pohon, dan untuk menyelinap dengan mudah diantara hutan.
(3)
Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku.
Hal ini terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut
mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar
mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup
dari hidup di tanah menjadi kehidupan arboreal, maka cakar menjadi mengganggu
kemapuan bergerak dengan cepat di atas pohon.kehidupan arboreal lebih
membutuhkan kemampuan untuk me-megang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan
cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendiaan yang lain
daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya flora
hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi
selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu,
terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan
untuk memegang yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan
pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
(4)
Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan lebih penting
daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kerayang memilki tangan yang lebih
panjang dan lebih kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat
nerayun-ayun dan berpindah tempat. Dengan berubahnya permukaan bumi, maka
jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu, ditemukan primata besar yang
tidak dapat ditunjang oleh hutan. Dengan demikian, primata mulai turun ke
permukaan bumi. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki
diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari predator.
(5)
Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat
nyata terlihat pada golongan kera-manuasia. Australopithecus hanya
mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern sekitar dua kali lebih
besar. Data fosil menunjukkan bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran
antara keduanya. Perubahan volume otak dapat pula dilihat pada perubahan dahi.
(a) Sifat-sifat
Ordo Primata
Kebanyakan
primate hidup di hutan dan memanjat. Ibu jari tangan dan kaki dapat dikatupkan dengan
jari-jari yang lain, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk hewan yang
memanjat dan berlompatan dipohon-pohon. Kebanyakan primate mempergunakan tangan
dan kakinya untuk memegang sesuatu. Gigi adalah gigi pemakan segala, seperti
halnya gigi manusia. Pada mamalia, mata terletak di kedua belah samping kepala.
Di samping persama-persamaan tersebut, banyak sifat yang membedakan manusia
dari kera. Salah satu diantaranya yang terpenting adalah volume otaknya.
Meskipun
Linneaus bukan seorang ahli evolusi, namun ia sudah betul dalam menempatkan
manusia pada ordo Primata, kelas mamalia dari subfilum vertebrata. Bila kita
bandingkan fenotip familia kera (Pongidae) dengan manusia, tidak sulit
menemukan persamaannya disamping perbedaan yang ada.
Berikut
kami mencoba menyebutkan beberapa persamaannya, antara lain:

Di samping persamaan-persamaan
tersebut, ada hal yang membedakan manusia dari kera, antara lain:

Primata dalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi
Primates. Di dalam ordo initermasuk lemur ,tarsius, monyet, kera, dan jugamanusia. Kata ini berasal dari kata bahasa Latin
Primates yang berarti "yang pertama, terbaik, mulia". Colin Grovesmencatat sekitar 350spesies
primata dalam Primate Taxonomy Ilmu yang mempelajari primata dinamakan primatologi
1) Lemur adalah salah satu keluarga primataSeluruh
primata memilik lima jari (pentadactyly), bentuk gigi yang sama dan rancangan
tubuh primitif (tidak terspesialisasi). Kekhasan lain dari primata adalah
kuku jari.Ibu jari dengan arah
yang berbeda juga menjadi salah satu ciri khas primata, tetapi
tidak terbatas dalam primata saja;opossum juga memiliki jempol berlawanan. Dalam primata,
kombinasi dari ibu jari berlawanan, jari kukupendek
(bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah
relik dari posisi jari (brachiation) moyangnya pada masa lalu yang
barangkali menghuni pohon.Semua primata, bahkan yang tidak memiliki sifat yang
biasa dari primata lainnya (sepertiloris ),memiliki
karakteristik arah mata yang bersifat stereoskopik (memandang ke depan, bukan
kesamping) dan postur tubuh tegak.
2) Gorila
adalah jenisprimatayang terbesar.
Makanan gorila terdiri dari sayur-sayuran,
walaupun kadang juga makanserangga.
Karena itu gorila dapatdigolongkan sebagai
binatangomnivora.
Gorila berasal dari hutantropisdiAfrika. 97-98%
DNAgorila identik
dengan DNA manusia.
Gorila adalahspesieskedua
setelahsimpanseyang
terdekat denganmanusia. Ada dua
spesies dalamgenus
gorila, yaitu gorila timur (eastern
gorila) dan gorilla barat (western
gorilla).
6) Kera Manusia dari Afrika
Pada tahun 1924,
Raymond Dart, seorang ahli anatomi, menemukan sebuah fosil tengkorak. Ia
menamakan marga baru yang ditemukannya itu Australopithecus di antara primata.
Ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut adalah kera aneh dan tidak ada hubungannya
dengan manusia. Para ahli ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut tergolong
subfamilia Autralophitecinae yang tidak lagi didapati kerabat yang hidup.
Para ahli
evolusi terdahulu sering menyebut-nyebut adanya mata rantai yang hilang yang
menghubungkan manusia dengan kera. Tengkorak Australopithecus bentuknya
menyerupai tengkorak simpanse atau gorilla; volume otaknya diperkirakan kurang
dari 600cc, separo volume otak manusia.
Dahinya lebih
menyerupai dahi manusia. Struktur rahang dan giginya seperti gigi manusia.
Kemungkinan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang manusia telah banyak
dipikirkan oleh para ahli, namun hal itu hanyalah suatu kemungkinan, setidaknya
sampai saat ini.
Sampai pada
suatu saat di Afrika Timur, di Lembah Olduvai ditemukan fosil hominid, fosil
kepala sejenis manusia. Dari hasil analisis radioaktif batu-batuan tempat
ditemukannya fosil tersebut diperkirakan berusia kurang lebih 2 juta tahun.
Penemu yang sama menemukan fosil jenis lain yang disebut Homo Habilis, karena
menurut mereka makhluk temuannya yang baru ini adalah manusia (Homo) dan Homo
Habilis lah yang membuat perkakas-perkakas primituf. Pada tahun 1960-an,
habilis telah diidentifikasikan sebagai manusia pertama yang dikenali sebagai
manusia.
7) Homo Erectus
Menurut skema ‘indah’ yang diajukan oleh evolusionis,
evolusi internal dari genus Homo adalah sebagai berikut: Pertama Homo
erectus, kemudian apa yang disebut sebagai Homo sapiens
"kuno" dan manusia Neanderthal (Homo sapiens neanderthalensis),
dan akhirnya manusia Cro-Magnon (Homo sapiens sapiens). Akan tetapi
semua pengelompokan ini sebenarnya hanyalah variasi dan ras-ras yang khas dalan
keluarga manusia. Perbedaan antara mereka tidak lebih besar daripada perbedaan
antara suku Inuit dengan suku Afrika, atau suku pygmi dengan orang Eropa.
Pada
tahun 1920, Eugene Dubois, menemukan sisa-sisa tengkorak dan tulang paha di
Trinil, dekat Surakarta, Jawa Tengah. Fosil tersebut diberi nama
Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang tegak. Pada tahun 1941, von
Koenigswald menemukan fosil yang ukurannya lebih besar di Trinil yang diberi
nama Megantropus.
Penemuan
di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black yang akhirnya menemukan
fosil-fosil yang serupa dengan temuan Dubois dengan bagian-bagian yang lebih lengkap.
Volume otaknya kurang lebih 1000cc (temuan Dubois volume otaknya kurang lebih
914cc), yang menunjukkan bahwa makhluk itu bukan kera, melainkan manusia.
Penemuan-penemuan di gua-gua Chou Kou Tien digunakan sebagai dasar untuk
menyusun dugaan tentang Homo erectus yang diperkirakan berusia 500.000 tahun.
Seperti yang tersirat dalam namanya, Homo erectus
berarti "manusia yang berjalan tegak." Evolusionis harus memisahkan
fosil-fosil ini dengan yang sebelumnya dengan menambahkan ciri
"ketegakan," karena semua fosil Homo erectus yang ada
benar-benar tegak dan tidak terlihat dalam spesimen australopithecine atau yang
dikatakan sebagai Homo habilis. Tidak
ada perbedaan kerangka di luar tengkorak antara manusia moderen dengan yang
dimiliki oleh Homo erectus.
Alasan utama evolusionis mendefinisikan Homo
erectus sebagai "primitif" adalah kapasitas otak tengkorak mereka
(900 – 1.100 cc), yang lebih kecil daripada rata-rata manusia moderen, dan alis
mata tebal mereka yang menonjol. Akan tetapi, banyak orang yang hidup saat ini
di bumi yang memiliki kapasitas tengkorak yang sama dengan Homo erectus
(suku pygmi, contohnya) dan ras lain memiliki alis yang menonjol (penduduk asli
Australia, misalnya). Ada fakta yang secara umum disetujui bahwa perbedaan pada
kapasitas tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan dan
kemampuan. Kecerdasan lebih bergantung pada organisasi internal otak, daripada
volumenya.
Fosil yang telah membuat Homo erectus
terkenal diseluruh dunia adalah fosil dari manusia Peking dan manusia Jawa di
Asia. Namun kemudian disadari bahwa kedua fosil ini tidak dapat dipercaya.
Manusia Peking tersusun atas beberapa elemen buatan yang mana aslinya telah
hilang, dan manusia Jawa tersusun atas pecahan tulang tengkorak ditambah tulang
panggul yang ditemukan beberapa meter darinya tanpa ada petunjuk bahwa potongan
ini berasal dari makhluk yang sama. Inilah mengapa fosil Homo erectus
yang ditemukan di Afrika semakin dianggap penting. (Perlu dicatat bahwa
beberapa fosil yang dikatakan sebagai Homo erectus dimasukkan di bawah
spesies kedua yang dinamakan Homo ergaster oleh beberapa evolusionis.
Terdapat pertentangan di antara para ahli dalam hal ini. Kita akan
memperlakukan semua fosil-fosil ini di bawah kelompok Homo erectus.)
Spesimen Homo erectus paling terkenal yang
ditemukan di Afrika adalah fosil "Homo erectus Narikotome,"
atau "Turkana Boy," yang ditemukan di dekat Danau Turkana di Kenya.
Dipastikan bahwa fosil ini adalah dari seorang anak laki-laki berusia 12 tahun
ini, yang mungkin tingginya 1.83 meter saat dewasa. Struktur rangka tegak dari
fosil ini tidak ada bedanya dengan manusia moderen. Ahli paleoanthropologi
Amerika, Alan Walker, mengatakan bahwa Ia meragukan jika "rata-rata ahli
pa[leon]tologi bisa mengatakan adanya perbedaan antara kerangka fosil tersebut
dengan kerangka manusia moderen." Mengenai tengkoraknya, Walker menulis
bahwa Ia tertawa ketika melihatnya karena "ia mirip sekali dengan
Neanderthal." 198
Seperti yang akan kita lihat pada bab selanjutnya, Neanderthal adalah ras
manusia moderen.

HOMO ERECTUS BERUSIA 10 RIBU TAHUN
Dua tengkorak ini, yang ditemukan pada tanggal 10 Oktober 1967 di Kow Swamp, Victoria, Australia, diberi nama Kow Swamp I dan Kow Swamp V.
Dua tengkorak ini, yang ditemukan pada tanggal 10 Oktober 1967 di Kow Swamp, Victoria, Australia, diberi nama Kow Swamp I dan Kow Swamp V.
Alan Thorne dan Philip Macumber yang
menemukan kedua tengkorak ini, menafsirkan keduanya sebagai tengkorak Homo
sapiens, padahal keduanya memiliki banyak ciri yang mengingatkan kita pada Homo
erectus. Satu-satunya alasan mengapa keduanya dianggap Homo sapiens
adalah fakta bahwa keduanya diperkirakan berumur 10 ribu tahun. Para
evolusionis tak berharap menerima fakta bahwa Homo erectus, yang mereka
anggap sebagai spesies "purba" dan hidup 500 ribu tahun sebelum
manusia masa kini, adalah suatu ras manusia yang hidup 10 ribu tahun yang lalu.
Bahkan evolusionis Richard Leakey
menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan manusia moderen tidak
lebih dari variasi ras:
Seseorang
juga akan melihat perbedaan: pada bentuk tengkorak, pada besarnya tonjolan
wajah, (tulang) alisnya yang kokoh dan seterusnya. Perbedaan ini mungkin tidak lebih nyata daripada yang kita lihat saat ini
antara ras manusia moderen yang dipisahkan secara geografis. Variasi
biologis semacam ini muncul ketika populasi terpisah secara geografis satu sama
lain dalam jangka waktu yang cukup lama.

Homo erectus DAN ORANG
ABORIGIN
Kerangka Pemuda Turkana (Turkana Boy) yang ditunjukkan di
samping adalah contoh terbaik Homo erectus yang sejauh ini telah
ditemukan. Yang menarik adalah ketiadaan perbedaan besar antara fosil yang
berumur 1,6 juta tahun ini dan manusia zaman sekarang. Kerangka orang Aborigin
Australia di atas secara khusus menyerupai Pemuda Turkana. Keadaan ini
menyingkapkan sekali lagi bahwa Homo erectus benar-benar ras manusia,
tanpa ciri-ciri "purba".
Profesor William Laughlin dari
University of Connecticut melakukan pemeriksaan anatomis yang luas atas suku
Inuit dan penduduk kepulauan Aleut, dan melihat bahwa orang-orang ini
benar-benar serupa dengan Homo erectus. Kesimpulan yang dicapai Laughlin
adalah bahwa semua ras yang berlainan ini pada dasarnya merupakan ras-ras Homo
sapiens (manusia moderen):
![]() KEBUDAYAAN BERLAYAR HOMO ERECTUS "Ancient mariners: Early humans were much smarter than we suspected " (Pelaut purba: manusia kuno lebih pintar dari yang kita sangka). Menurut artikel New Scientist terbitan 14 Maret 1998 ini, manusia yang dinamai Homo erectus oleh evolusionis, telah melakukan pelayaran sejak 700 ribu tahun yang lalu. Tentu saja, mustahil menganggap manusia yang mempunyai pengetahuan, teknologi, dan budaya berlayar sebagai purba. |
Ketika kita memperhatikan perbedaan besar yang terlihat
antara kelompok yang saling berjauhan seperti Eskimo dan Bushmen, yang
diketahui sebagai satu spesies Homo sapiens, kelihatannya wajar untuk
menyimpulkan bahwa Sinanthropus [suatu spesimen erectus]
tergolong ke dalam spesies yang beragam ini.
Adalah merupakan fakta yang semakin
nyata dalam komunitas ilmiah saat ini bahwa Homo erectus adalah
pengelompokan yang tidak diperlukan dan bahwa fosil ini dikatakan sebagai kelas
Homo erectus sebenarnya tidaklah begitu berbeda dari Homo sapiens
untuk dianggap sebagai spesies yang berbeda. Dalam majalah American Scientist,
diskusi mengenai hal ini dan hasil dari konferensi yang diadakan tentang hal
ini pada tahun 2000 diringkaskan sebagai berikut:
Sebagian besar peserta pada konferensi Senckenberg
larut dalam debat panas mengenai status taksonomi Homo erectus, dimulai
oleh Milford Wolpoff dari University of Michigan, Alan Thorne dari University
of Canberra dan kolega mereka. Mereka dengan kuat berpendapat bahwa Homo
erectus tidak memiliki keabsahan sebagai satu spesies dan seharusnya
dihilangkan sama sekali. Semua anggota genus Homo, dari sekitar 2 juta
tahun yang lalu hingga sekarang, adalah spesies Homo sapiens yang sangat
bervariasi dan menyebar luas tanpa ada pemutusan atau pembagian alami. Subyek
dari konferensi ini, Homo erectus, tidak ada.
Kesimpulan yang dicapai oleh para ilmuwan yang
mempertahankan pendapat di atas bisa disimpulkan sebagai berikut "Homo
erectus bukanlah spesies yang berbeda dengan Homo sapiens, tetapi
lebih merupakan satu ras dalam Homo sapiens." Di lain pihak, ada
celah besar antara Homo erectus, ras manusia, dan kera yang mendahului Homo
erectus dalam skenario "evolusi manusia" (Australopithecus,
Homo habilis, dan Homo rudolfensis). Ini berarti bahwa manusia
pertama muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba dan tanpa adanya sejarah
evolusi yang mendahului.
a)
Manusia Neanderthal
Fosil manusia Neanderthal ditemukan
pertama kali pada tahun 1856 di Lembah Neanderthal, Jerman. Pada saat itu,
penelitian tentang fosil tidak menarik perhatian para ahli. Baru setelah Darwin
mengemukakan teorinya tentang asal-usul manusia, fosil tersebut mulai menarik
perhatian para ahli.
Setelah jumlah penemuan bertambah,
fosil yang boleh dikatakan lengkap, terutama ditemukannya kuburan orang
Neanderthal, pengetahuan tentang manusia bertambah banyak. Tanda-tanda orang
Neanderthal tidak sukar untuk dikenali. Tempurung kepalanya besar, berisi otak
seperti manusia modern meskipun bentuknya berbeda. Raut mukanya bercirikan
rahang yang kekar, dagu mengarah ke belakang, pipinya lebih lebar dengan
tonjolan yang mencolok melengkung di atas matasehingga membentuk wajah
berkening tebal yang menjadi ciri khas manusia Neanderthal.
Manusia Neanderthal yang mempunyai
ciri agak modern ditemukan pertama kali di Gunung Carmel, Israel. Yang
membedakannya dengan manusia adalah tulang keningnya yang tidak terlalu
menonjol.
Pada tahun 1957, ditemukan suatu
rangka manusia yang utuh. Tentang cara hidup manusia Neanderthal dapat
diungkapkan dari perkakas-perkakas dan sisa-sisa hewan yang dijumpai bersama
dengan fosil-fosil manusia Neanderthal. Mengenai makanannya, mereka makan
hewan-hewan kecil, seperti tikus sampai hewan besar seperti marmut.
Ditinjau dari jenis peralatannya
bahwa perbedaan peralatan berhubungan dengan kebiasaan mereka dari waktu ke
waktu. Mereka sudah mengenal api, menggunakannya, dan jika perlu membuatnya
juga. Disamping menghuni gua, mereka sudah dapat membangun rumah tempat berteduh.
Tanda-tanda kearah seniman dan penganut suatu kepercayaan misalnya
tulang-tulang mulai digores dengan bentuk tertentu, mengubur keluarganya
mulailah digores-gores.
b)
Manusia modern
Pengertian manusia modern adalah
manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volume otak
adalah sekitar 1450 cm kubik yang hidup sekitar tahun 15.000 – 150.000 tahun
yang lalu. manusia modern disebut demikian karena hampir mirip atau
menyerupaimanusia yang ada pada saat ini.
(1)
Manusia Swanscombe – berasal dari Inggris
(2)
Manusia Neandertal – ditemukan di lembah Neander
(3)
Manusia Cro-Magnon ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux
Perancis. Diduga sebagai campuran antara manusia Neandertal dan manusia gunung
Karmel
(4)
Manusia Shanidar – fosilnya dijumpai di Irak
(5)
Manusia Steinheim – berasal dari Jerman
Ditemukan lagi manusia pengganti
manusia Neanderthal yaitu Cro-Magnon pada tahun 1868 yang diperkirakan lebih
pendek daripada manusia modern, kepalanya lebih besar, dagu menonjol, hidung
mancung, gigi kecil-kecil dan rata, dan mukanya lebar kuat. Manusia ini lebih
menyerupai orang Eropa. Diduga manusia Cro-Magnon adalah leluhur orang Eropa,
tetapi untuk ini diperlukan bukti-bukti yang lengkap.
Mereka telah dapat menghasilkan
kebudayaan yang banyak dan melebihi manusia Neanderthal. Lukisan dan
ukir-ukiran yang ditemukan di gua-gua, perhiasan terbuat dari bahan-bahan yang
tahan akan pelapukan seperti tulang, gigi, rumah siput, dll. Mereka telah
membuat senjata untuk berburu, untuk memotong, dan menjahit kulit menjadi
pakaian. Mereka juga sudah dapat membuat rumah untuk tempat berteduh.
Desa-desa yang pertama diketahui orang
ialah di sekitar delta Sungai Nil yang membentang ke Palestina, Syiria, Turki
sampai ke Iran. Demikianlah evolusi sebagian dari kebudayaan manusia
Cro-Magnon, meskipun hal itu hanya berdasarkan dugaan yang didasarkan atas atas
penemuan-penemuan.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Drs.Maskoeri Jasin yang
direvisi oleh Prof. Muslimin Ibrahim dan Drs. Muhammad Thamrin Hidayat; 2005, Ilmu Alamiah Dasar, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar