Hidup sederhana membawa setiap
individu pada kebiasaan membatasi
keinginan. Manusia diberikan tubuh termasuk panca indera oleh Tuhan,
untuk melaksanakan kewajiban yang mulia kepada sesama atau Tuhan. Namun yang
nampak saat ini adalah manusia mencapai tujuannya dengan cara yang tak
bermoral. Ini semua jauh lebih berbahaya daripada pengurangan jumlah personel
militer dari suatu negara. Hal ini terjadi pula pada merosotnya moral dibidang
ekologi (lingkungan). Seperti hutan-hutan ditebang karena alasan ekonomi maupun
sosial politik. Semua ini akan membawa dampak dan konsekuensi baik lokal maupun
global. Seperti yang terjadi saat ini pemanasan global, permukaan air laut
naik, daratan menjadi lebih sempit, dan lain-lain.
Setiap kejadian yang menakutkan ini
tidak hanya dialami pada bidang ekologi, kemerosotan moralpun terjadi pada
bidang spritual. Karakter manusia pada zaman Kali ini sangat merosot sehingga
timbul kerusuhan, peperangan, perampokan, pencurian, permusuhan, perkelahian,
perceraian, kegelisahan, dan lain halnya. Pemuda-pemudi modern selalu berusaha
untuk mengetahui semua yang terjadi didunia ini, namun tidak pernah melakukan
usaha untuk memahami kebenaran mendasar dari hidup manusia. Manusia telah
mencapai segalanya dalam hidup ini, namun telah kehilangan nilai-nilai
kemanusiaan. Jika menyapa seseorang dengan isinya yang kosong itu sama dengan
mereka menjadi palsu seperti melakukan praktek drama. Tidak ada gunya berbagai
macam perlindungan jikakalau tidak melaksanakan moralitas.
Sekarang nampak banyak perselisihan.
Perselisihan meningkat karena tidak ada pemahaman dan perbaikan sebagaimana
mestinya antara manusia. Perbaikan akan memungkinkan hanya bila ada pemahaman
yang baik. Pemahaman yang baik adalah cinta kasih sesama. Manusia memiliki satu
hak yang diterima sejak lahir, yaitu hak kasih sayang. Maka bagilah kepada
setiap insan didunia. Tubuh seperti awan yang berlalu, maka dari itu awasi
selalu indera-indera ini untuk melakukan hal-hal yang bermoral. Keluar dari
perkumpulan-perkumpulan yang tidak baik dan perasaan buruk. Menanamkan
sifat-sifat mulia, dan mengembangkan perasaan yang luas bahwa semua adalah
saudara merupakan cara perbaikan yang mulia.
Ada jutaan manusia didunia, namun
sedikit saja dari manusia yang kehilangan moral akan menghancurkan bagian
lainnya. Puas dengan mengisi perut
sendiri adalah sifat yang sangat tidak terpuji, mengerti bahwa ada jutaan
manusia lainnya yang sedang lapar dan menderita. Hal yang paling mendasar bagi
yang pro dan kontra harus tetap dalam kerangka kasih sayang saling menghargai
sebab Bhineka Tunggal Ika memang
menjadi bingkai ajaran universal. Kebudayaan dan tradisi yang baik dan luhur hendaknya
dipelihara dengan baik. Disinilah petingnya menekankan pelaksanaan Tri Kaya Parisudha. Sebenarnya hubungan
manusia dengan Tuhan itu sangat tipis. Sepanjang manusia tidak memahami
kebenaran, ia tetap manusia. Tetapi sekali ia memahami dan mengenal maka ia
adalah Tuhan.
Setiap
ucapan menjadi tak bermanfaat tanpa adanya proses. Bukti hujan adalah basahnya
tanah, bukti manusia berubah adalah melakukan perbaikan. Seperti ungkapan di
Bali, “Lontar sekeropak alah dening bukti setunggal” artinya, “Teori segudang
kalah oleh sebuah bukti”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar