Senin, 13 Mei 2013

JANGAN PERNAH MENIRU DENGAN MEMBUTA



Banyak dari seorang yang datang dari kejauhaan tempat dan menghabiskan banyak uang untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, guna untuk mendapatkan gelar yang diharapkan setiap orang. Dengan jerih payah itu dan segala pengeluaran uang, haruslah dipahami apa yang sebenarnya menjadi tujuan utama dari segala jenis proses tersebut. Segala prestasi dan penghargaan yang diraih oleh seorang pelajar sebenarnya tak berarti apa bila implementasinya tidak seperti pengetahuan yang dipupuk selama duduk dibangku sekolah. Banyak yang kaya raya dan memiliki gelar kesarjanaan tetapi apakah dengan segala hal itu bisa dikatakan seseorang yang hebat ? Yang harus diperhatiakan pada setiap orang adalah seberapa luas dan dalamnya mereka gunakan kecerdasannya demi kebaikan orang lain ?
Pengetahuan apapun yang dimiliki seseorang bila tidak dapat diterapkan dalam tindakan tidak akan berguna. Seorang pelajar yang cerdik, pintar, berwawasan luas, memiliki gelar kesarjanaan dan diakui banyak orang, tapi masih bisakan dikatakan ia berguna bila ahirnya ia melakukan kecurangan dengan memakan uang masyarakat atau menghancurkan kepercayaan dengan tindakan-tindakan yang tak terpuji ? Orang semacam itu tak dapat dinilai hebat karena harta kekayaan yang dimiliki dari hasil kecurangan. Kekayaan, kecerdasan, kesarjanaan, semuanya akan bermanfaat hanya bila digunakan dijalan yang benar.
Dalam upaya menuju kehidupan yang penuh kedamaian seorang itu hendaknya mengikuti kebajikan. Nilai-nilai kemanusiaan tidaklah bisa didapat dari buku ataupun nilai-nilai dari para guru. Banyak dari orang-orang yang dianggap penting saat ini melupakan nilai-nilai kemanusiaan yang sebenarnya ada dalam diri sejak lahir dan tumbuh kembang atas usaha sendiri. Melupakan hal yang memang sudah menjadi anugerah Tuhan adalah pembodohan yang membuta. Dimana seseorang itu tergiur dengan kedunawian, maka disanalah mereka akan melupakan pengetahuan tentang jati diri. Hal ini dialami oleh negara kita. Orang-orang yang dianggap bisa memenuhi janji kepada masyarakat kecil tapi melenyapkannya dalam sekejap saat mendapatkan kedudukan. Tidak banyak dari yang melakukan hal ini, tapi sekecil apapun janji palsu yang di berikan adalah kesedihan yang sangat mendalam bagi yang menerima. Dengan memiliki lidah, gunakanlah untuk hal yang bermanfaat. Dengan pemberian tangan oleh Tuhan, maka gunakanlah untuk melakukan SEVA (pelayanan). Persoalan nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat ditegakkan oleh satu orang saja. Ini dibutuhkan kebersamaan, yang kita sebut dengan Persatuan. Tak ada yang paling hebat didunia ini jika manusia memperoleh sesuatu dengan membuta. Seperti seorang pelajar yang menjawab ujian dengan menghapal tapi tidak paham dengan apa yang dibuat, karena yang ada pada niatnya hanya nilai tinggi dari hasil ujiannya.
Meniru dengan membuta adalah kesia-siaan orang untuk melihat, mendengar, menghapal, dari pemberian para guru sebagai jembatan penghantar ilmu pengetahuan.  Embrio dari keberhasilan adalah kasih sayang. Jika tidak, maka kita akan melakukan kesalahan dengan melakukan sesuatu yang tidak ada artinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar